Purbalingga – Dalam rangka peningkatan kompetensi guru menyongsong Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) akhir tahun pelajaran 2018/2019 Kelompok Kerja Guru Madrasah Ibtidaiyah (KKG-MI) Kecamatan Kemangkon Purbalingga menggelar kegiatan Workshop Bedah Kisi-kisi dan Penyusunan Soal USBN Tahun 2019 di Aula PPAI Kemangkon. Kegiatan yang diikuti 46 peserta. hadir dalam kegiatan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga, Karsono, Pengawas RA/BA-MI Kecamatan Kemangkon Amirudin, sedangkan peserta adalah guru kelas VI dan guru-guru PNS yang ada di Kecamatan Kemangkon.
Selain memberikan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan tersebut, Amirudin juga berpesan agar kegiatan tersebut dijadikan sebagai momentum untuk meningkatkan kompetensi para guru dalam memajukan pendidikan di madrasah.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga, Karsono menegaskan agar para guru mengaplikasikan 5 Nilai Budaya Kerja dalam mengelola pendidikan di madrasah.
“Setiap personal di Kementerian Agama harus memiliki integritas yang nyata. Apalagi guru madrasah oleh sebagian masyarakat dianggap segala-galanya dalam hal kebaikan. Menyikapi hal tersebut kita harus ekstra hati-hati, karena diibaratkan ikan di dalam akuarium segala polah tingkah bahkan ibadah kita selalu terlihat dan dapat diawasi oleh siapapun,” tegasnya.
Ia berpesan agar para guru menjaga sikap dan perilaku sosial serta performansi mereka di masyarakat.
“Mari bentuk budaya kerja yang baik dan jangan berlebih-lebihan dalam segala hal. Jangan sampai terjadi guru madrasah melakukan penyimpangan sosial yang berakhir dengan hilangnya penghargaan di masyarakat dan pada akhirnya hanya penyesalan yang didapat,” pesannya.
Selain itu para guru juga diharap menjaga profesionalitas dan rasa tanggung jawab mereka dalam bekerja.
“Jangan tanggung-tanggung menjadi seorang guru. Pengelolaan madrasah harus professional, karena madrasah yang dikelola secara asal-asalan akan kehilangan penumpangnya karena adanya seleksi alamiah,” harapnya.
Persoalan Pendidikan
Menurut Karsono, persoalan pendidikan adalah persoalan guru dan 90% di antaranya dapat diselesaikan oleh guru di kelas. Namun ada tantangan besar yang harus dihadapi yaitu perkembangan teknologi.
“Keterpurukan utama pendidikan adalah pada guru. Maka guru harus mengikuti perkembangan yang ada. Jika tidak, maka guru akan ditinggalkan para siswanya. Karena dengan kemajuan teknologi mereka dapat menjadikan Mbah Google sebagai guru mereka akibat guru tidak lagi menjadi sumber belajar tempat mereka bertanya,” pungkasnya. (sar/bd)