Pati – Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pati yang dalam hal ini diwakili oleh Kasi Bimas Islam secara resmi membuka Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKT) dan Musabaqah Bahtsul Kutub (MBK) tingkat Kabupaten Pati 2019. Bertempat di ruang rapat Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pati, Kamis (11/04).
Kegiatan yang digelar selama satu hari tersebut diawali dengan Laporan Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam, Moh. Alimin. Dalam Laporannya, Alimin mengungkapkan bahwa pelaksanaan lomba tersebut merupakan kegiatan rutinitas tahunan dan merupakan awal dari rangkaian kegiatan nasional yang dimulai dari tingkat kabupaten, provinsi, hingga tingkat nasional.
“Pelaksanaan lomba ini kegiatan rutinitas tahunan dan merupakan awal dari rangkaian kegiatan nasional. Jadi kegiatan dimulai pada tingkat kabupaten, selanjutnya pada tingkat provinsi, hingga akhirnya pada tingkat nasional,” ungkap Alimin.
Alimin berharap agar pada tahun ini peserta lomba Musabaqah Bahsil Kutub yang nantinya mewakili Kabupaten Pati dapat menjadi penantang yang serius bagi peserta dari daerah lain sehingga dapat mewakili provinsi Jawa Tengah.
“Kita harapkan agar peserta lomba Musabaqah Bahsil Kutub yang nantinya mewakili Kabupaten Pati dapat menjadi penantang yang serius bagi peserta dari daerah lain sehingga dapat mewakili Provinsi Jawa Tengah pada tingkat nasional”.
Senada dengan Kepala Seksi Bimas Islam, Kepala Kantor Kemenag Pati, Imron Rosyidi saat kami temui via telepon selulernya juga berharap agar peserta yang menjadi perwakilan Kabupaten Pati dapat meraih prestasi terbaik, tidak hanya pada tingkat provinsi, tetapi juga pada tingkat nasional.
“Sangat kita harapkan agar perwakilan Kabupaten Pati dapat meraih prestasi terbaik. Dapat menghiasi perolehan prestasi tidak hanya pada tingkat provinsi, tetapi juga pada tingkat nasional nantinya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Imron berharap agar dalam penulisan karya tulis ilmiah nantinya dapat memiliki nilai lebih bagi masyarakat.
“Upayakan penulisan karya tulis ilmiah ini dapat memiliki nilai lebih, utamanya yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Seperti mengangkat kearifan lokal budaya kita, sehingga dapat meningkatkan peran penyuluh kita di masyarakat,” pungkasnya. (Am/Wul)