Semarang- Program vaksinasi covid-19 terus digencarkan Pemerintah Kota Semarang. Tidak hanya menyasar untuk bapak ibu guru atau orang dewasa saja. Kini, pemberian vaksinasi covid-19 menyasar pada anak atau siswa dan remaja dengan rentang usia 12-17 tahun.
Vaksinasi untuk siswa mulai digelar di MTs Negeri 2 Kota Semarang, Selasa (31/8/2021). Sebanyak 645 siswa kelas 7 dan 8 menerima vaksinasi sinovac dosis pertama dengan didampingi orangtua. Sejumlah orangtua yang menemani proses vaksinasi anak mereka menyambut baik program ini.
Seperti halnya yang diungkapkan salah seorang siswa Kelas 8-G Vira Krisna (13) mengaku tidak takut saat mendengar informasi untuk vaksinasi satu hari sebelumnya. Ia juga sudah mendapatkan izin dari orangtua untuk mengikuti program pemerintah tersebut.
“Tidak takut, biasa saja sih, efeknya sekarang belum terasa belum ada sakit,” tuturnya. Penanggungjawab program vaksin ini adalah petugas Puskesmas Bugangan yaitu bu Sugi Muliyarti, menjelaskan vaksinasi untuk siswa di MTs Negeri 2 Kota Semarang akan diikuti sekitar 645 siswa dan ditargetkan selesai dalam satu hari.
“Target kita 645 orang dari kelas 7, 8 dan 9, tapi yang lebih banyak datang kelas 7 dan 8, karena kelas 9 masih nunggu konfirmasi dari puskesmas Tlogosari kulon yang rencana akan dijadwalkan hari jum’at mendatang, karena proses pendaftaran berbeda” kata sugi
Okta selaku petugas satgas covid-19 MTs Negeri 2 Kota Semarang mengatakan, pihaknya harus menyelesaikan vaksinasi di MTs Negeri 2 Kota Semarang dalam satu hari, sebab pada hari berikutnya vaksinator harus melanjutkan vaksinasi untuk kelas 9 melalui puskesmas tlogosari.
“Harus diselesaikan satu hari agar tidak menghalangi vaksinasi berikutnya,” terangnya.
Untuk mempercepat vaksinasi itu, kata Okta, timnya juga bekerjasama dengan Puskesmas Bugangan dan Tlogosari Kulon agar bisa menyelesaikan penyuntikan dalam satu hari. Vaksin yang digunakan adalah sinovac Karena memang jenis itu yang baru mendapat izin.
“Untuk suntik dosis ke dua nanti kemungkinan setelah 28 hari mereka akan disuntik lagi,” ucapnya.
Untuk anak yang akan divaksin, ia menyarankan sebaiknya mengurangi aktivitas agar tidak terlalu lelah saat mengikuti vaksinasi. Dikhawatirkan jadi salah paham yang sebenarnya anak lelah akibat aktivitas bukan akibat vaksin.
“Kita menghindari salah persepsi dari orangtua dan anak,” tambah Okta
Secara umum vaksinasi siswa lebih aman dibanding orangtua karena tidak memiliki penyakit komorbid. Saat pendaftaran siswa juga akan discreening untuk mengetahui kondisi kesehatan apakah bisa lanjut disuntik atau tidak.
“Kalau dokter sudah mengarahkan untuk disuntik berarti siswa itu aman,” katanya.
Sementara itu, Plt. MTs Negeri 2 Kota Semarang, Ahmad Juari mengatakan semua siswa yang mengikuti vaksinasi sudah mendapatkan izin dari orangtuanya. Yang pasti kita membuat dulu surat persetujuan orangtua untuk izin vaksin.
“Lembaran izin sudah kita siapkan. Karena bagaimana pun mereka tanggung jawabnya ke orangtua. Kalau orangtua mengizinkan, ada buktinya, siswa-siswi bisa divaksin,” ucapnya.
Dengan adanya vaksin mudah-mudahan bisa melindungi dan menyelamatkan mereka ketika mereka berinteraksi saat proses pembelajaran tatap muka natinya,” harap wakasis. Mursyid (mhl/bd)