Semarang – Peran guru dan tenaga kependidikan Madrasah saat ini sangat besar. Guru madrasah dituntut tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai penggerak atau agen perubahan dalam dunia pendidikan.
“Terlebih di era transformasi saat ini di mana perubahan terjadi dengan sangat cepat,” demikian disampaikan Arifah Balitbang saat memberikan arahan secara langsung oleh siswa-siswi MTs Negeri 2 Kota Semarang, Selasa (9/11).
Responden penelitian literasi digital siswa sebanyak 27 siswa yang dilakukan oleh Tim Peneliti Balitbang Kemenag Kota Semarang. Arifah mengatakan, kalau kita ingin menjadikan anak-anak madrasah melek literasi digital, maka pastikan dulu gurunya memahami apa itu literasi digital. “Guru tidak mungkin menjadikan anak memahami literasi digital jika ia tidak memiliki pahaman literasi digital,” tandasnya.
Ketika berbicara literasi digital, lanjut Arifah, seorang guru harus melakukan inovasi berkelanjutan dengan senantiasa belajar dan beradaptasi terhadap hal-hal baru, karena itu merupakan kunci transformasi sesungguhnya.
“Dalam melakukan transformasi pembelajaran, seorang guru harus mampu membaca masa depan dengan baik. Ia harus mampu menghadirkan anak didik sebagai pemilik sebuah dinamika zaman. Sehingga tercipta generasi yang mampu beradaptasi pada setiap dinamika zamannya,” ujarnya.
“Kemampuan literasi digital bukan sekedar sebuah pilihan atau voluntary, akan tetapi sudah menjadi sebuah kewajiban atau mandatori, “imbuhnya”. (Mursyid/iq/bd)