Purbalingga – Menyongsong Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), guru harus banyak menyusun soal di madrasah. Guru juga harus terus memberi bimbingan kepada siswanya dalam menyelesaikan soal-soal persiapan ujian. Salah satu kelemahan guru yang harus dihindari adalah tidak istiqomah dalam membimbing siswa. Hal tersebut diungkapkan Kepala Seksi Pendidikan Madrasah, Sudiono dalam sambutannya saat Workshop Bedah Kisi-kisi dan Penyusunan Soal USBN 2019 Madrasah Ibtidaiyah Se-Kabupaten Purbalingga, Kamis (14/2/2019). Kegiatan yang digelar Kelompok Kerja Guru Madrasah Ibtidaiyah (KKG-MI) Kabupaten Purbalingga tersebut berlangsung selama 4 hari (14-17/2/2019) di komplek MI Muhammadiyah 2 Babakan Kecamatan Kalimanah, diikuti 153 peserta dari 15 kecamatan.
Sudiono berpesan, meski guru memiliki wewenang dalam menentukan nilai seorang siswa, ia meminta para guru untuk tidak menyalahi prosedur dalam proses pendidikan.
“Jangan menyalahi proses, selain itu berikan kesempatan pada anak untuk mengikuti proses yang ada. Karena itu adalah hak anak karena pendidikan juga adalah sebuah proses,” jelasnya.
Jika tidak terlihat kemajuan pada siswa dalam proses belajar, guru harus segera mengambil langkah-langkah prosedural sesuai dengan kewenangannya.
“Kembangkan soal sesuai kisi-kisi, buat analisis, carilah solusi atas persoalan-persoalan yang dihadapi setiap siswa. Koreksi dengan teliti hasil-hasil kerja siswa melalui proses analisis. Temukan permasalahan yang menjadi kendala bagi siswa sehingga mereka tidak mengalami kemajuan dalam perolehan nilainya,” jelasnya.
Sudiono juga meminta guru kelas VI tidak melakukan les atau tambahan pelajaran bagi siswanya secara asal-asalan.
“Jangan asal les atau memberikan tambahan jam pelajaran sekedar untuk menggugurkan kewajiban. Apalagi sampai anak sibuk mengerjakan soal tanpa adanya bimbingan, sementara si guru asyik main HP,” tegas Sudiono.
Ia menambahkan, guru harus menghindarkan rasa malas, apalagi yang akan datang ujian untuk madrasah dimungkinkan berbasis Android. Oleh karena itu guru harus punya target, berapa target nilai yang akan diraih untuk setiap siswanya.
“Guru jangan sekedar mengikuti perkembangan, harus terus berusaha. Pasrah itu setelah kita berusaha. Jika pasrah sebelum berusaha itu artinya menyerah,” pungkasnya. (sar/bd )