081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Dukungan Kemenag Terhadap Pendidikan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Pemalang – Kementerian Agama dalam dalam rangka mendukung visi pembangunan nasional mempunyai visi diantaranya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang cerdas. Dalam   implementasinya, Kemenag mendukung penyelenggaraan pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai pendidikan tinggi. Tidak hanya pendidikan formal, Kementerian Agama juga mendukung penyelenggaraan pendidikan non-formal.

Demikian disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pemalang, Taufik Rahman saat menjadi narasumber dalam acara sarasehan pendidikan sosialisasi penerimaan mahasiswa baru yang diselenggarakan oleh IAIN Pekalongan di Hotel Winner Pemalang (17/2).

Acara dengan tema peningkatan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk belajar di perguruan tinggi diikuti oleh 25 orang guru Bimbingan Konseling dan operator IT SMA, SMK, dan MA Kabupaten Pemalang.

Setelah meletusnya peristiwa G30S-PKI di Indonesia, Pemerintah melarang paham komunis berkembang di NKRI. Taufik menceritakan bagaimana upaya Kementerian Agama (Departemen Agama) untuk mengikis dan menangkal paham komunis berkembang di Indonesia. Salah satunya dengan mengangkat guru agama melalui Ujian Guru Agama yang dikenal dengan UGA 67.

Sebelum Pemerintah menyelenggarakan program wajib belajar 9 tahun, Kemenag telah lebih dulu menyelenggarakannya melalui madrasah wajib belajar. Hal ini menurut Taufik menggambarkan bahwa Kementerian Agama tidak kalah dalam upaya untuk mencerdaskan bangsa.

Pada jenjang pendidikan tinggi, Kementerian Agama mulai fokus memajukan pendidikan tinggi yang ditandai dengan pembentukan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Hingga saat ini telah berdiri kurang lebih 55 pendidikan tinggi keagamaan Islam (universitas/institut/sekolah tinggi) di seluruh Indonesia. Jumlah tersebut belum termasuk pendidikan tinggi keagamaan selain Islam.

Taufik menjabarkan bahwa tantangan ke depan di era globalisasi ini semakin sulit, persaingan semakin ketat. Anak-anak dituntut mempunyai SDM yang unggul, menurutnya hal itu bisa diwujudkan dengan mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.

“Pendidikan tinggi keagamaan Islam bertujuan mewujudkan lulusan yang akan menjadi anggota masyarakat dan warga negara yang beriman, bertaqwa, berakhlaq mulia, memiliki pemahaman yang terpadu antara ilmu dan agama, berkepribadian Indonesia, serta memiliki kemampuan akademi dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian, baik di bidang ilmu agama maupun ilmu agama yang diintegrasikan dengan bidang ilmu lainnya,” pungkasnya. (fi/rf).