Festival Moderasi Beragama Berbasis Seni Keagamaan di Candi Prambanan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Yogyakarta (Umas) – Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI menggelar Festival Penguatan Moderasi Beragama Berbasis Seni Keagamaan Tahun 2022 di Candi Prambanan, 1-5 Desember 2022.

Kegiatan ini diikuti sebanyak 521 orang dari 34 provisi.

Pembukaan Festival Penguatan Moderasi Beragama Berbasis Seni Keagamaan Tahun 2022 ditandai dengan pemukulan gong oleh Staf Khusus Menteri Agama RI, H. Abdur Rahman, didampingi Dirjen Hindu Kemenag RI, Prof. I Nengah Duija, Wakil Bupati Klaten, Yoga Hardaya, beserta Kakanwil Kemenag Jateng, Musta’in Ahmad dan Kakanwil Kemenag DIY, Masmin Afif.

Dalam sambutannya Menteri Agama yang diwakili Stafsus Abdul Rochman mengutip Reuben Rudolph dari English Corporation mengatakan, “Dunia semakin berubah dengan cepat. Bukan yang besar mengalahkan yang kecil, melainkan yang cepat mengalahkan yang lambat,” kata Rochman.

Oleh sebab itu, Rochman mengajak kepada umat Hindu harus mampu berkiprah dan menghadapi tantangan ke depan.

“Globalisasi harus berjalan sebagaimana mestinya tapi kita tidak boleh hanya terbawa arus, di sinilah peranan penting agama untuk menangkal pengaruh negatif dari arus Globalisasi,” ungkapnya.

Menurutnya, salah satu strategi yang dapat dilakukan guna membumikan dan memperkuat moderasi beragama adalah melalui Seni Dan Budaya.

“Moderasi beragama berbasis seni keagamaan Tahun 2022 ini diharapkan mampu menguatkan nilai-nilai agama dan budaya, sekaligus memperkenalkan masyarakat luas betapa kayanya keanekaragaman nusantara sebagai jati diri bangsa Indonesia,” tuturnya.

Sementara itu, Dirjen Bimas Hindu I Nengah Duija menyampaikan Kenapa seni keagamaan ini menjadi sebuah harapan besar untuk menguatkan moderasi,

“Saya menyitir satu pertanyaan dari sastrawan Rusia yang bernama Leo Tolstoy. Beliau mengatakan bahwa “Hanya senilah yang bisa menghilangkan kepuasan hidup, hanya senilah yang bisa menghilangkan sifat-sifat buruk dari manusia itu sendiri,”

“Pernyataan ini tentu sangat berarti bagi kita semua, bahwa seni tidak hanya sekadar ungkapan emosi dan ekspresi seorang seniman, tetapi juga mengandung misi yang sangat penting di dalam kehidupan kita,” tutupnya.(rf/sua).