Jembatan Madrasah Ambruk, Peserta Didik dan Guru Ekstra Berhati-hati Lintasi Jembatan Darurat

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Banjarnegara – Perbaikan jembatan yang menuju gedung madrasah saat ini masih terbengkalai, sehingga para peserta didik harus ekstra hati-hati menyeberangi jembatan darurat.

Sudah satu tahun jembatan yang digunakan sebagai akses pintu masuk siswa menuju dua madrasah yaitu MTs Cokroaminoto Wanadadi dan MA Cokroaminoto Wanadadi ambruk hingga kini belum diperbaiki. Tanggul jembatan yang sudah rapuh tidak kuat menahan gerusan air sungai saat terjadi hujan turun sehingga lama kelamaan tanggul ambles dan ambruk.

Ambruknya jembatan menyebabkan akses jalan masuk kedua madrasah tersebut terputus. Semua komponen madrasahpun bahu membahu membuat jembatan darurat dengan bambu karena memang sementara belum ada dana untuk perbaikan. Namun hal itu tidak bertahan lama karena terkena panas dan hujan batang-batang bambu cepat rapuh dan patah. Secara bergantian para peserta didik dan guru harus ekstra hati-hati ketika melintasi jembatan darurat tersebut karena takut batang bambunya patah hingga menyebabkan jatuh dan tercebur ke aliran sungai.

Irham, siswa kelas VII MTs, mengaku sebenarnya takut namun ia terpaksa harus melintasi jembatan bambu tersebut karena jembatan itu satu-satunya akses terdekat menuju madrasah dari pada harus memutar memalui jalan lain dan terlambat tiba di madrasah. Hal tersebut dibenarkan oleh Lili Yuliarti salah satu tenaga pendidik di MTs Cokroaminoto Wanadadi.

“Sebenarnya saya sendiri juga takut jika melintasi jembatan darurat tersebut karena memang sudah rusak, sudah bolong-bolong, bambunya banyak yang patah di tambah kalo liat ke bawah saya rasanya  ngeri sendiri takut kejemblong dengan ketinggian 10 meter dari sungai  pokoknya saya takut tapi ya terpaksa karena itu akses yang paling dekat ke madrasah yang penting harus hati-hati memilih bambunya waktu melangkah.” ungkapnya pada Sabtu, (4/6)

“Sebetulnya jembatan darurat tersebut mau ditutup daripada mengancam keselamatan para peserta didik dan guru namun apalah daya para pengguna tidak membolehkan karena jembatan itulah satu-satunya akses terdekat menuju ke madrasah sehingga mau tidak mau  mereka harus melintasinya meskipun dengan ekstra hati-hati.” tutur Al Azis Nurhidayat selaku kepala MTs

Beliau juga menjelaskan bahwa sejak kondisi jembatan ambruk sudah sering melobi dan meminta pihak-pihak tertentu agar membantu terlaksananya proses pembangunan jembatan kembali, mengingat bahwa jembatan tersebut merupakan akses termudah dan terdekat menuju kedua madrasah. Namun sampai saat ini belum ada tanggapan lampu hijau yang berarti.

“Kami para guru dan peserta didik berharap, jembatan dapat segera diperbaiki demi kelancaran kegiatan belajar di Madrasah baik MTs maupun MA.” tandasnya. (ds/ak/rf)