Kabid Penmad Saifulloh Kukuhkan Roots Madrasah, Agen Perubahan Anti Perundungan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang (Humas) – Madrasah di Jawa Tengah bersama dengan United Nations International Children’s Emergency Fund (Unicef) dan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Klaten menggelar kegiatan In House Training (IHT)  yakni Pelatihan Penerapan Disiplin Positif bagi guru di MAN 1 Kota Semarang dan MTsN 1 Kota Semarang, Senin (19/12).  Kegiatan ini berlangsung selama 3 (tiga) hari mulai dari 19 s.d 21 Desember 2022.

Kegiatan IHT tersebut di ikuti oleh masing – masing madrasah dengan jumlah peserta sebanyak 60 guru dan tenaga pendidik (tendik) yang terbagi menjadi 2 (dua) kelas.

Di masing – masing madrasah tersebut di bentuk Roots Madrasah sebagai agen perubahan Anti Perundungan (Bullying).Dimana agen perubahan itu merupakan peserta didik yang memiliki pengaruh bagi teman sebaya untuk memberikan contoh agar berperilaku baik, dan menebarkan kebaikan.

Para siswa dikukuhkan oleh Kabid Penmad Kanwil Prov. Jateng Saifulloh di dampingi oleh Ketua Tim Seksi Kurikulum dan Kesiswaan Juair. Ia berharap perundungan di sekolah dapat dihilangkan dan bisa menjadi piloting project di Jawa Tengah.

“Agen perubahan ini arahnya ke disiplin positif. Anak – anak akan di berikan training. Harapannya dapat menjadi pelopor anti bullying,” tutur Saifulloh.

Selaras dengan program tersebut, Saifulloh juga mengingatkan kembali Penyelenggaraan Deklarasi Madrasah Ramah Anak yang dilakukan Kementerian Agama (Kemenag) RI. Hal itu merupakan wujud gerakan pendidikan yang memberikan kenyamanan saat proses pembelajaran, sehingga anak dalam menuntut pendidikan bisa merasa nyaman.

“Menengok sejarah, dahulu para siswa di didik dengan cara yang keras misalnya jika anak salah pasti gurunya akan menjewer. Tetapi seiring dengan perkembangan zaman jika pola tersebut di terapkan saat ini tidak lagi relevan, maka dengan adanya madrasah ramah anak ini akan tercipta pendidikan yang kondusif, aman dan nyaman,” terangnya.

“Ramah dalam hal ini ini memiliki makna yang sangat luas. Semua elemen seperti orang tua, guru, siswa dan seluruh yang ada di lingkungan sekolah kolaborasi itu sangat diperlukan. Madrasah di harapkan bisa menjadi tempat yang menyenangkan bagi peserta didik , Bersih Aman Ramah Indah Inklusi Sehat asri dan Nyaman (BARIISAN) serasa Al-Madrasatu Jannati (Madrasahku Surgaku). Dengan gerakan tersebut menjadi pondasi dasar pendidikan dalam tumbuh kembang dan mental sehat anak,” imbuhnya.

Turut hadir Kasi Penmad Kankemenag Kota Semarang Moch Fatkhuronji, Kepala MAN 1 Kota Semarang Tasimin, Kepala MTsN 1 Kota Semarang Kasturi, Ketua LPA Ahmad Syakur beserta jajarannya, Pengurus Yayasan Setara Kota Semarang. (D/rf)