Kakankemenag Kebumen Minta Guru Bahasa Inggris di Lingkungannya Mampu Merespon dan Menghadapi Tantangan Era Disrupsi

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kebumen – Guru Bahasa Inggris harus mampu merespon dan menghadapi tantangan yang muncul di era disrupsi seperti sekarang. Hal ini mengingat Bahasa Inggris merupakan Bahasa universal yang berkembang sangat pesat dalam pendidikan di Indonesia.

Demikian disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kebumen Sukarno saat memberikan sambutan pembukaan kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) MGMP Bahasa Inggris  di hotel Grand Kalapaking, Selasa (12/09/2023). Turut hadir pada kegiatan yang diikuti seratusan peserta ini, Kasi Pendidikan Madrasah Khamid dan Koordinator Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Inggris Fitriana Aenun.

“Penggunaan dan pembelajaran Bahasa Inggris menjadi suatu hal yang mutlak harus dipelajari dan kita kembangkan bersama,” ujar Sukarno.

Meskipun menganggap Pendidikan Bahasa Inggris penting, dalam kesempatan tersebut Sukarno juga mengingatkan pentingnya mengajarkan moderasi beragama pada peserta didik. Disampaikan, bahwa mengajarkan moderasi beragama menjadi tugas semua guru mata pelajaran, bukan hanya tanggung jawab guru agama saja.

Hal tersebut sebagaimana Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 184 Tahun 2019 Tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Pada Madrasah yang menyebut bahwa Setiap guru mata pelajaran wajib menanamkan nilai moderasi beragama, penguatan pendidikan karakter dan pendidikan anti korupsi kepada peserta didik.

Dalam kesempatan tersebut, lebih jauh Sukarno meminta guru dilingkungannya memahami visi dan misi Kementerian Agama serta tujuh program prioritas saat ini. Kepada seluruh ASN dilingkungannya Sukarno meminta harus ikut mensukseskannya sesuai dengan bidang tugasnya masing – masing.

Dijelaskan, tujuh program prioritas Kementerian Agama yang harus disukseskan oleh seluruh ASN Kemanag yaitu : Penguatan Moderasi Beragama, Transformasi digital, tahun toleransi beragama, revitalisasi KUA, Religiosity index, kemandirian Pesantren dan Cyber Islamic University.(fz/bd).