Kasubdit MTQ Berbagi Rahasia Agar Menjadi Juara STQH Nasional XXVII

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang (Humas) – Rijal Ahmad Rangkuty selaku Kasubdit MTQ Ditjen Bimas Islam Kemenag RI berbagi rahasia agar menjadi juara (15/6).

Hal ini disampaikannya saat pelaksanaan pelatihan calon peserta STQH Nasional XXVII tahap II hari kedua di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Tengah yang diselenggarakan oleh LPTQ Jateng, 14-16 Juni 2023.

Walaupun hanya sebatas pertemuan virtual via zoom meeting, tidak sedikitpun mengurangi rasa semangat 33 calon peserta STQH kafilah Jawa Tengah. Apalagi ketika Kasubdit MTQ Kemenag RI tersebut berbagi rahasia untuk menjadi juara STQH Nasional XXVII.

Rijal Ahmad Rangkuty memberikan berbagi rahasia di antaranya yang pertama, peserta dihimbau untuk memperhatikan sistem penilaian di tahun 2023.

“Di tahun ini yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya adalah memakai sistem klasterisasi (berdasarkan tingkatan kelas acak) dan didukung oleh sistem komputer. Tidak ada lagi sistem paket,” tuturnya.

“Tahun-tahun sebelumnya sistemnya disusun paket 1, 2, 3 dan seterusnya sehingga memudahkan peserta untuk mengira-ngira yang akan keluar setelahnya apa,” lanjut Rijal.

Yang kedua, tampil dengan percaya diri. Rasa percaya diri menurut Rijal Ahmad Rangkuty bisa terbangun dengan sendirinya apabila tempo, lagu, tajwid dan lain sebagainya sudah stabil.

Yang ketiga, perhatikkan kestabilan tempo, lagu, dan tajwid. Rijal Ahmad Rangkuty mengatakan bahwa dengan lagu itu boleh, tapi jangan sampai variasi lagu kemudian mempengaruhi panjang pendeknya mad. Apalagi perihal standar waqof dan tanafus harus diperhatikan, karena akan ada pengurangan poin tidak terlihat di bagian tajwid.

Dan yang keempat, siapkan sisi lahiriyah yang berupa muroja’ah (membaca berulang) dan batiniyah yang berupa taqorrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah). Kasubdit MTQ Kemenag RI menyebut sisi lahiriyah dan baitiyah ini penting untuk dilakukan, karena bisa menjadi pembeda antara peserta satu dengan yang lainnya.

“Ada yang juara nasional dengan dibantu tirakat puasa dawud yang tidak pernah putus. Ada yang juara nasional dengan dibantu tirakat puasa senin kamis yang tidak putus. Puasa sunnah tidak, sholat malam tidak, lalu mengharap juara, maka tidak relevan…” ujar Rijal.

Maka dari itu, Kasubdit MTQ Ditjen Bimas Islam Kemenag RI Rijal Ahmad Rangkuty terakhir berpesan agar calon peserta STQH Nasional dari kafilah Jawa Tengah mempunyai pembeda dibanding peserta lainnya. Semua harus kembali kepada Allah.

“Persiapan kita selama setahun dua tahun, akan digunakan selama 15 menit saja waktu tampil. Soalnya hakim tidak melihat prosesmu tapi hanya melihat 15 menit waktu kamu tampil,” pesannya. (Hilman/D/Rf)