Boyolali – Ratusan warga Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Boyolali gelar peringatan Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2017. Hari Santri Nasional yang jatuh setiap tanggal 22 Oktober tersebut pada tahun 2017 ini diadakan pada Senin (23/10). dimulai dengan pelaksanaan upacara bendera dan dilanjutkan pertunjukan hadroh di halaman Madrasah Aliyah Negeri I Boyolali. Upacara diikuti hampir seribu peserta yang terdiri dari guru, karyawan dan semua siswa.
Untuk lebih dapat merasakan suasana santri, seluruh peserta upacara wajib mengenakan busana bernuansa santri, antara lain peserta putra memakai baju koko, songkok dan bersarung serta peserta putri mengenakan baju bernuansa mbak pondok. Tidak terkecuali kepala sekolah, guru, dan pegawai MAN I Boyolali.
Kepala MAN 1 Boyolali, Cholid Trenggono yang bertindak sebagai inspektur upacara menegaskan kepada seluruh peserta upacara bahwasannya tidak ada perbedaan antara santri dengan siswa madrasah. Keduanya sama sama menuntut ilmu. Potensi siswa madrasah dan santri adalah modal yang tidak dapat dibandingkan dalam membangun bangsa ini.
“Siswa madrasah sama seperti santri, dengan intensitas pelajaran pendidikan agama islam yang lebih banyak setiap harinya, siswa madrasah sama seperti santri yang merupakan salah satu sumber kekuatan dan investasi bangsa yang harus dikelola dengan sebaik – baiknya,” ujarnya
Cholid juga meminta kepada peserta upacara untuk selalu melestarikan nilai – nilai luhur perjuangan para ulama dan pejuang terdahulu. Seperti yang telah termaktub dalam ikrar resolusi jihad 22 Oktober 1945, maka kepala madrasah menyampaikan akan pentingnya siswa madrasah sebagai generasi penerus bangsa untuk meneladani perjuangan dan ketaatan para santri dalam menerima kemudian menjalankan perintah serta tugas mulia dari para ulama dalam mempertahankan dan menegakkan agama serta kedaulatan negara kesatuan republik indonesia.
“Dengan demikian siswa madrasah diharapkan bisa memanifestasikan sebuah tujuan mulia bangsa indonesia untuk kesejahteraan dan kemajuan rakyat serta kemakmuran dan keutuhan negara kesatuan republik indonesia dengan mengimplementasikan nilai luhur perjuangan ulama dan santri yang dilandasi resolusi jihad tanggal 22 Oktober 1945 sebagai cikal bakal ditetapkannya Hari Santri Nasional,” pungkas Cholid.
Salah satu siswa MAN 1 Boyolali Galih Wikan, berharap peringatan hari santri nasional bisa menjadi momentum perekat persaudaraan dan pemersatu seluruh komponen bangsa demi mengawal kedaulatan NKRI.
“Dengan dilaksanankannya peringatan hari santri nasional di madrasah ini semoga semakin menguatkan persaudaraan dan menciptakan kesadaran bagi siswa sebagai generasi penerus bangsa untuk selalu setia menjaga keutuhan negara, NKRI harga mati,” kata siswa yang juga aktif di Osis tersebut.(ajis/Jaim/Wul)