Menghindari Segala Bentuk Kezaliman

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

PATI, Humas — Ustaz Wakijan, Penyuluh agama islam Kemenag Pati bertutur lembut memberikan tausiah di hadapan para pegawai Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pati pada Senin pagi, (24/7/2023). Suasana aula lantai dua dalam pengajian Senin dua mingguan tersebut tampak khidmat dengan minat pegawai muslim yang selalu ingin bersilaturahmi sambil menimba ilmu.

“Kezaliman merupakan perbuatan tidak terpuji yang tentu dilarang oleh Allah SWT. Berbuat zalim memiliki makna berbuat tercela yang begitu banyak ragamnya. Ada puluhan sinonim dari kata zalim dalam bahasa Indonesia. Zalim bisa bermakna bengis, kasar, kejam, jahat, nakal, tercela, keji, jahil, dan sebagainya,” tutur Ustaz Wakijan mengawali tausiahnya.

Dijelaskan kata zalim telah 289 kali disebut dalam Alquran. Ini berarti soal zalim bukan sesuatu yang sepele dan tidak boleh dianggap sepele. Sebagai umat Islam harus mewaspadai, mencegah, dan menjauhi perkataan, perilaku, dan tindakan yang zalim. Kezaliman akan mendatangkan mudarat dan dosa.

Ada kezaliman besar yang tidak bisa diampuni, ada kezaliman yang bisa dimaafkan atau diampuni. Tiga jenis kezaliman yang mesti kita waspadai dan hindari adalah sebagai berikut.

Pertama, zalim kepada Allah karena kekufurannya, mendustakan Allah dan rasulnya. Kezaliman ini tidak bisa diampuni karena sudah mengingkari dan berbuat syirik, menyekutukan Allah.

Firman Allah SWT dalam Alquran: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah tidak akan mengampuni mereka, dan tidak (pula) akan menunjukkan kepada mereka (jalan lurus.” (QS An-Nisa: 168).

Kedua, zalim kepada sesama manusia. Kezaliman ini juga dibenci Allah. Bentuk kezaliman kepada sesama manusia begitu banyak, seperti mencela, memfitnah, menyiksa, mengambil harta tanpa hak, berlaku kejam, dan berlaku tidak adil. Kezaliman jenis ini amat merugikan manusia yang lain. Tindakan zalim seperti ini juga harus kita waspadai dan jauhi.

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa berbuat zalim kepada saudaranya, baik terhadap kehormatannya maupun sesuatu yang lainnya, maka mintalah kehalalannya darinya hari ini juga sebelum dinar dan dirham tidak lagi ada. Jika ia punya amal saleh, maka amalannya itu akan diambil sesuai dengan kadar kezaliman yang dilakukannya. Dan jika ia tidak punya kebaikan, maka keburukan orang yang ia zalimi itu dibebankan kepadanya.” (HR Bukhari).

Ketiga adalah zalim kepada diri sendiri. Manusia juga bisa berbuat zalim kepada dirinya sendiri, baik disadari atau tidak disadari, sengaja atau tidak disengaja. Mengotori pikiran dan jiwanya dengan dosa merupakan kezaliman kepada diri sendiri yang berakibat sangat merugikan.

Semua perbuatan yang melanggar perintah dan larangan Allah SWT adalah perbuatan yang menzalimi diri sendiri. Meninggalkan salat, tidak melaksanakan kewajiban puasa dan berzakat adalah contoh berbuat zalim kepada diri sendiri. Tidak mau melaksanakan perintah Allah berarti mau mencoba lari atau menolak hukum-Nya adalah menzalimi diri sendiri karena hukum dan ketentuan Allah SWT tetap berlaku.

Di akhir tausiyahnya, Ustaz Wakijan berpesan agar kita sebagai manusia dan sebagai muslim selalu berusaha dan waspada serta selalu menjauhi segala bentuk kezaliman. “Zalim kepada Allah SWT, zalim kepada sesama manusia, dan zalim kepada diri sendiri hanya akan merugikan kita, baik di dunia maupun di akhirat. Mari kita senantiasa saling mengingatkan dan berdoa agar kita dibersihkan dari segala bentuk kezaliman,” tandasnya.(at/Sua)