Grobogan – Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru-guru RA/BA, pengurus IGRA Kabupaten Grobogan mengadakan Workshop Merdeka Belajar Dengan Montessori dalam Peningkatan Kompetensi Guru-Guru RA/BA di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Grobogan. Kegiatan dilaksanakan di Aula Kemenag Grobogan, Senin, (5/12/2022). Kegiatan ini diikuti sebanyak 90 guru dan Kepala RA/BA.
Turut hadir dalam acara pembukaan workshop IGRA Kabupaten Grobogan tersebut, Plt. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Grobogan, Kasi Pendidikan Madrasah, para Pengawas Madrasah jenjang RA, MI dan narasumber.
Ahmad Muhtadi, selaku Plt. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Grobogan, dalam sambutannya beliau menyampaikan memaparkan bahwa Menteri Pendidikan Indonesia telah membuat terobosan sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia berupa merdeka belajar. Merdeka Belajar ini merupakan sebuah konsep yang memberikan kebebasan dan kemerdekaan bagi siswa PAUD.
“Dalam konteks pendidikan anak usia dini, Merdeka Belajar itu adalah Merdeka Bermain. Karena bermain adalah belajar. Dengan model pembelajaran kolabarosi, siswa dapat mengaplikasikan sifat Rahman dan Rahimnya Allah yaitu sifat kasih dan sayang kepada sesama teman di madrasah,“ kata Ahmad Muhtadi.
Lebih lanjut, beliau mengatakan merdeka Belajar yang menekankan anak-anak perlu bergerak dan belajar dari pengalaman langsung, bisa diterapkan di rumah dengan peran orang tua sebagai pemandu.
“Pendidikan keluarga merupakan pondasi awal bagi anak. Pendidikan anak dirumah pun harus merdeka,” ucapnya.
Menurutnya, dengan anak-anak mengikuti pembelajaran dengan metode Montessori, mereka akan belajar dengan materi dan bahan yang sudah dirancang. Montessori sendiri merupakan metode pendidikan yang didasari pada aktivitas kesadaran diri sendiri, pembelajaran langsung, dan permainan kolaboratif. Selain itu, anak-anak didorong membuat pilihan kreatif dalam pembelajaran mereka, sementara para guru menawarkan kegiatan yang sesuai dalam memandu prosesnya.
“Metode Montessori sangat cocok diterapkan dan masih eksis apalagi diterapkan pada konsep Merdeka Belajar ini. Memang, tren penerapan metode “Montessori” untuk PAUD, TK, ataupun SD saat ini sedang diatas angin dengan adanya Merdeka Belajar yang digaungkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,” jelasnya.
Dikatakan Muhtadi, peran orang tua lebih ditekankan sebagai pemandu. Tugas orang tua adalah mengamati anak dan memperkenalkan bahan-bahan pelajaran, dengan lebih dahulu mendesain rumah untuk membantu anak bisa mengeksplorasi banyak hal dan belajar secara mandiri.
“Orangtua memang bisa mengadaptasi metode Montessori dalam mendidik anak di rumah untuk bisa membantu memberikan pendidikan yang terbaik di rumah tanpa membuat anak merasa tertekan atau terbebani. Orang tua harus memfasilitasi dan menjadikan rumah menjadi rumah aman dan rumah impian anak,” tuturnya.(bd/Sua)