Purbalingga – Keberangkatan beribadah haji ke tanah suci menjadi momentum yang sangat ditunggu-tunggu oleh calon jemaah haji di seluruh dunia. Begitu pula dengan 552 calon jemaah haji Kabupaten Purbalingga yang terbagi dalam dua kelompok terbang, kloter 88 dan 89 yang akan berangkat 12 Agustus mendatang.
“Perlu strategi cerdas karena kloter 89 adalah kloter terakhir pada gelombang kedua. Kloter 89 tiba di kota Makkah dengan kondisi yang padat karena kebanjiran tamu Allah dari seluruh dunia,” ungkap Kasubbag TU, Ahmad Muhdzir  saat memberikan pembekalan kepada 65 Kepala Regu dan Kepala Rombongan (Karu-Karom) di Aula Uswatun Hasanah, Komplek Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga, Kamis (12/07).
“Kloter 89 tiba di Makkah pada situasi yang krusial. Strategi yang tepat diperlukan agar pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan baik. Petugas Kloter 89 yang terdiri dari Karu-Karom sesampainya di Makkah menunaikan umroh terlebih dahulu. Sementara untuk para jamaah melaksanakan umroh belakangan. Setelah petugas kloter selesai melaksanakan umroh dan menanggalkan kain ikhrom, barulah memandu dan mengawasi jamaahnya. Dengan demikian situasi dan kondisi lebih konsenterasi pada tugasnya masing-masing yakni mengutamakan keutuhan jamaah,” tambahnya.
Hal tersebut di dasarkan atas pengalamannya menjadi petugas kloter tahun 2016 dan setahun berikutnya menunaikan ibadah haji reguler bersama istrinya.
Muhdzir menjelaskan, calon jemaah haji Indonesia melaksanakan ibadah haji dengan model Haji Tamattu. Yaitu melaksanakan ibadah umrah terlebih dahulu, setelahnya baru melaksanakan ibadah haji. Pelaksanaan ibadah haji dengan cara seperti ini memiliki resiko yaitu jamaah yang bersangkutan diwajibkan membayar denda (dam). Muhdzir mengajak Karu/Karom menghafal ketentuan haji tamattu dengan lirik sebuah lagu. (sar/gt)