Pembinaan Guru PAI Menuju Peningkatan Kualitas & Kuantitas Pembelajaran

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kab. Grobogan (Humas) – Guru PAI adalah profesi yang unik, dimana dalam menjalankan tugas dan fungsinya mereka memiliki dua orang tua yaitu Dinas pendidikan dan Kementerian Agama. Secara administratif guru PAI berada di bawah kewenangan Diknas namun dalam profesionalitasnya kewenangannya di tangan Kemenag. Dalam rangka silaturahmi sekaligus pembinaan bagi guru PAI, Selasa, (26/09/2023) bertempat di Aula Kemenag Grobogan.

Kasi PAIS, Muhammad Yasin melaporkan dalam pembinaan tugas pokok guru PAI Kantor Kemenag Grobogan mengundang peserta  85 orang se Kab. Grobogan. Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SD, SMP dan SMA memang guru dalam wilayah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Namun pembinaannya dibawah naungan Kementerian Agama. Hal itu yang mendasari Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Grobogan memberikan pembinaan dan sentuhan motivasi.

“Peran guru PAI adalah sebagai pembentuk akhlakul karimah bagi siswa maupun guru lainnya, sehingga perlu ditingkatkan kwalitas dan kuantitas guru PAI. Lebih-lebih baru beredar kabar di Desa Pilang Wetan Kecamatan Kebun Agung kab. Demak ada guru yang dibacok oleh muridnya MA, sehingga perlu pembinaan guru PAI,” ucap Muhammad Yasin.

Beliau juga berharap dalam pelaporan SKBK ataupun SIAGA agar secepatnya dilaporkan ke bagian PAIS untuk segera diupluad kesistem aplikasi, sehingga dalam pencairan tunjangan bisa lancar.

Sementara Kepala Kemenag Kab. Grobogan, Fahrur Rozi menyampaikan alhamdulillah yang bisa bersilaturahim sama dengan guru PAI Kab. Grobogan, karena acara sangat padat sekali. Kantor Kemenag program pembinaan, pelayanan dan bimbingan bagi ASN maupun guru. Karena pembinaan sendiri bertujuan meningkatkan kwalitas dan kuantitas guru agama islam dan budi pekerti pada sekolah agama dan umum hingga nantinya menjadi guru yang handal dapat berdaya saing dalam memberikan pendidikan kepada anak didik, mempunyai Imtaq dan Iptek dan berakhlakul  karimah.

“Ada beberapa hal yang saya sampaikan dalam pembinaan. Yang pertama orang harus mempunyai tanggungjawab dan tugas fungsi masing-masing. Kita belajar dari agama sebagai tatanan moral kita. Yang kedua Pak Menteri Agama mempunyai 7 programming prioritas, diantaranya moderasi beragama untuk saling menghargai antar umat beragama,” bebernya.

Lebih lanjut Kepala Kemenag mwngatakan yang menjadi persoalan sekarang, konflik bukan antar umat beragama, tetapi intern umat beragama. Dan sehingga perlunya moderasi beragama untuk saling menghargai yang menjadi dasar Bhennika Tunggal Ika. Ketiga digitalisasi layanan  setiap guru untuk bisa mengadaptasi ilmu teknologi, jangan gaptek, karena data seorang guru harus selalu uptude seperti empassing ataupun yang lainnya.

“Saya berharap setiap guru mempunyai warna dalam bertugas, seperti dibuatkan video untuk dishare dimedsos. Guru PAI yang ada disekolah diharapkan performanya untuk tampil lebih baik, syukur-syukur bisa menjadi pioneer disekolahannya ataupun dilingkungannya. Dan kedepan diharapkan untuk zakat ASN agar bisa dikelola untuk pembinaan guru madrasah,PAI ,ponpes, madin dan tpq yang ada dilingkup Kemenag,” harapnya.

Fahrur menambahkan, Index keagamaan harus ditingkatkan dan tahun 2023 merupakan tahun kerukunan umat beragama diharapkan dilingkungan masing-masing tidak ada konflik agama antar maupun intern terutama dilingkungan guru agama PAI, karena guru agama harus  mempunyai wawasan yang luas, sehingga bila ada timbul konflik bisa diselesaikannya.(bd/Sua)