081128099990

WA Layanan

081393986612

WA Pengaduan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Whistle Blower

Tahfidz, Vlog Karya Mujangga di KSM 2018

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Purbalingga – Mujangga, nama populer MIM Kedungjampang Kecamatan Kutasari – Purbalingga yang berdiri 01 Januari 1967. Saat ini memiliki 288 peserta didik, 13 orang guru dan 2 orang guru pendamping khusus kelas 1. Madrasah yang mengangkat program unggulan Tahfidzul Quran ini memiliki visi terwujudnya madrasah unggul dalam prestasi berlandaskan iman dan taqwa. Sejalan dengan visi tersebut, Mujangga kembali mengikuti ajang kreasi seni dalam Kompetisi Sains Madrasah (KSM) Tahun 2018 di Bengkulu September mendatang dengan mengirimkan vlog yang dapat di tonton melalui link https://www.youtube.com/watch?v=tzyrtN2W3hU. Hal tersebut disampaikan Kepala MIM Kedungjampang, Sapto Jatmiko, saat dihubungi oleh Humas Kankemenag Purbalingga, Selasa (28/08).

Sapto menjelaskan, tema dalam vlog yang dikirimkan berkaitan dengan program unggulan Tahfidzul Quran yang menjadi mata panah untuk membidik siswanya menjadi ahlul Quran. Waktu pembuatan vlog kurang lebih dua minggu, dengan pembiayaan dari yayasan.

“Kesulitan dalam pembuatan vlog ini karena waktunya bersamaan dengan persiapan pelaksanaan akreditasi madrasah. Juga bersamaan dengan pembuatan film Indie untuk seleksi Olympicad, pada  Kompetisi Tingkat Junior,” jelas Sapto.

Adapun unsur yang dinilai dalam lomba vlog ini adalah kesesuaian tema, teknik pengambilan gambar, tata musik dan suara, penyampaian pesan vlog dan jumlah viewer serta banyaknya jumlah like. Ia juga berharap agar vlog tersebut ditonton dan didukung masyarakat dengan memilih (like) agar ratingnya semakin meningkat.

“Harapan kami mudah-mudahan vlog yang telah kami buat dapat menjadi pengalaman, menambah pengetahuan dan madrasah tidak ketinggalan di era serba IT, sehingga dapat menjadi inspirasi menuju madrasah yang berkemajuan, hebat, bermartabat dan semoga meraih prestasi,” harap Sapto.

Untuk menarik minat menghafal Al-Quran, Sapto menerapkan metode Ummi di madrasahnya. Peserta didik mendengarkan bacaan Al-Quran dari kaset secara kontinyu setiap hari. Selain itu ia mendatangkan tenaga pembimbing tahfidz yang merupakan alumni Madrasah Aliyah Tahfidzul Quran (MATIQ) Sambas.

“Sedangkan untuk kelas khusus, kami ambil siswa kelas 4, 5 dan 6, jumlahnya sekitar 20 anak. Mereka dibimbing setiap hari Selasa, Rabu, Kamis dan Sabtu dengan metode Ummi. Waktunya tiap pagi sebelum kegiatan pembelajaran, sebagai persiapan dalam menghadapi lomba-lomba,” tambah Sapto mengakhiri wawancara. (sar/sua)

Skip to content