Pemalang – Perkembangan teknologi yang sangat cepat membuat penyebaran informasi turut cepat. Dari media daring bisa dengan mudahnya informasi diakses. Padahal belum tentu informasi tersebut bisa dipercaya atau tidak bisa dipertanggungjawabkan atau juga disebut hoax.
Disamping itu juga sedang marak gerakan radikalisme yang bisa kita lihat akibatnya di beberapa wilayah di dunia. Bukan tidak mungkin saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi gerakan radikalisme dan anti Pancasila. Lembaga pendidikan keagamaan juga tidak luput dari dinamika ini.
Untuk mewaspadai dan menangkalnya, Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren menggelar rapat koordinasi lembaga pendidikan keagamaan dengan tema mewaspadai bahaya radikalisme, gerakan anti Pancasila, dan berita hoax pada hari Selasa (17/10) di Balai Bhayangkara Polres Pemalang. Kegiatan berbentuk panel dengan menghadirkan narasumber Kepala Kankemenag, Kapolres, Dandim, dan Kajari Pemalang.
Kapolres Pemalang yang diwakili oleh Wakapolres, Kompol Aryanto Salkeri meminta kepada lembaga keagamaan untuk tidak mudah terhasut dengan kabar yang tidak benar dan berusaha menghimpun massa dari kalangan umat Islam untuk membuat suasana yang tidak kondusif.
Sementara itu, Dandim 0711/Pemalang yang diwakili oleh Kasdim Mayor Inf. Ahmad mengingatkan jika kerajaan Sriwijaya, Majapahit, negara Uni Sovyet, dan Yugoslavia saat ini hanya bagian dari sejarah.
“Tentunya kita tidak ingin kondisi tersebut terjadi di Indonesia. Jika persatuan dan kesatuan bangsa mudah dicabik-cabik bukan tidak mungkin akan muncul negara Papua, bahkan negara Pemalang. Jangan sampai terulang kejadian penghianatan PKI yang telah membunuh para Jenderal dan umat Islam. Partainya memang sudah dilarang melalui TAP MPRS, namun ideologinya masih ada di Indonesia. Kita harus tetap waspada tidak boleh lengah,” tegas Ahmad.
Kepala Kankemenag, Taufik Rahman bersama Kajari Pemalang yang diwakili oleh Kasi Intel Wahyu Hidayat menyampaikan materi terkait bantuan pemerintah yang diberikan kepada lembaga keagamaan.
“Lembaga pendidikan keagamaan Islam pada umumnya diselenggarakan oleh masyarakat. Kita patut bersyukur negara bisa membantu lembaga keagamaan, meskipun mungkin belum bisa mencukupi semuanya. Dari APBN tahun ini bantuan yang dicairkan oleh Kankemenag Kabupaten Pemalang untuk lembaga keagamaan senilai 1,3 milyar rupiah,” jelas Taufik.
Sesuai laporan Kasi PD Pontren di awal acara, penyaluran bantuan tahun 2017 untuk lembaga keagamaan mencapai 1.368.950 ribu rupiah. Bantuan yang disalurkan berupa dana BOS Pondok Pesantren (PP) Wajardikdas untuk 14 PP, Program Indonesia Pintar untuk 26 PP, bantuan operasional untuk 13 TPQ, bantuan operasional untuk 11 madrasah diniyah (madin), bantuan insentif untuk ustadz TPQ sebanyak 22 orang dan ustadz madin sebanyak delapan orang.
Selanjutnya, Wahyu Hidayat mengingatkan kepada penerima bantuan pemerintah untuk bisa menggunakan anggaran dan mempertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya.
“Korupsi bisa dimaknai kecurangan, perubahan, atau penyimpangan. Korupsi tidak hanya dilakukan oleh pejabat negara maupun PNS. Kebanyakan desa ketika menggunakan anggaran mereka bisa, tapi ketika membuat SPJ mereka tidak bisa. Saya harap penerima bantuan pemerintah melalui Kankemenag tidak demikian. Keuangan negara sekecil apapun harus bisa dipertanggungjawabkan,” terang Wahyu.
Dia mengharapkan dari Kankemenag ada tim yang memberikan bimbingan untuk membuat SPJ. Sehingga setiap pengelola anggaran pada lembaga keagamaan bisa menyusun SPJ yang sesuai ketentuan dan bisa dipertanggungjawabkan.
Seusai pemaparan dari keempat narasumber, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh peserta rakor yang dipandu oleh Guruh Pandingan selaku moderator. Pertanyaan yang diajukan selanjutnya dijawab oleh masing-masing narasumber.
Di akhir acara, Kepala Kankemenag didampingi narasumber lain menyerahkan buku tabungan sebagai simbol bantuan yang telah disalurkan langsung ke rekening masing-masing. Ada enam lembaga maupun ustadz yang secara simbolis menerima buku tersebut.
Kepala Kankemenag juga turut menyerahkan uang pembinaan kepada ananda Puji Roudlotul Adni dari Madin Miftahul Ulum Desa Banjaran Kecamatan Taman. Dia sebelumnya telah meraih prestasi di tingkat Provinsi Jawa Tengah sebagai juara satu lomba MTQ putra Porsadin ke-IV tahun 2017. (fi/rf)