Sembahyang Dalam Agama Buddha

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Natthi me saraṇam aññam
Buddho me saraṇam varam
Etena sacca-vajjena
Sotthi me/te hotu sabbadā

Tiada perlindungan lain bagiku
Sang Buddha-lah sesungguhnya Pelindungku
Berkat kesungguhan pernyataan ini
Semoga aku/anda selamat sejahtera

Sembahyang, secara umum diartikan sebagai ibadah atau ritual doa yang dilaksanakan oleh umat beragama, sebagai ritual untuk melakukan interaksi antara umat beragama dengan Tuhannya. Sedangkan, dalam agama Buddha sembahyang disebut sebagai Puja Bakti. Jika puja berarti penghormatan, maka bakti adalah rasa tunduk atau hormat atau suatu perbuatan yang menyatakan kesetiaan (KBBI).

Dalam agama Buddha puja bakti adalah suatu bentuk penghormatan serta ungkapan keyakinan (saddha) kepada Triratna, yakni Buddha, Dhamma, dan Sangha. Namun, penting untuk diingat bahwa agama Buddha memiliki banyak aliran yang berbeda, sehingga mempengaruhi praktik puja bakti yang berbeda pula sesuai dengan aliran-aliran tersebut.

Umat Buddha melaksanakan puja bhakti yang berbeda, bahkan menggunakan bahasa doa yang berbeda. Dalam puja bakti, ada yang menggunakan bahasa Mandarin, bahasa Sanskerta, bahasa Pali, bahasa Jepang, Tibetan, dan yang lain. Tetapi secara prinsip, tujuan puja bakti adalah sama, yakni:

  1. Puja Bakti merupakan bentuk penghormatan kepada Triratna;
  2. Puja Bakti dilaksanakan dengan merenungkan sifat-sifat luhur Triratna, yang hal ini akan menjadi energi positif untuk mendorong umat Buddha dalam upayanya mencapai kebahagiaan luhur;
  3. Meningkatkan keyakinan (Saddha) dengan tekad (Aditthana) terhadap Triratna;
  4. Mengembangkan empat sifat luhur (Brahma Vihara), yaitu cinta kasih, belas kasih, simpati, dan batin seimbang;
  5. Mengulang atau membaca dan merenungkan kembali khotbah-khotbah Buddha, baik itu dalam bentuk Paritta, Sutra, maupun Mantra;
  6. Melakukan Anumodana, yaitu membagi perbuatan baik kepada makhluk lain;
  7. Berbagi kebajikan kepada semua makhluk.

 

Selain tujuan yang sama, maka aspek umum dalam puja bakti juga sama, yakni:

  1. Persembahan Bunga, Dupa, dan Lilin

Dalam pelaksanaan puja bakti, umat Buddha meletakkan bunga segar, dupa (tongkat wangi), dan lilin di depan patung atau gambar Buddha sebagai simbol ajaran Buddha;

  1. Tiga Perlindungan

Permohonan perlindungan tiga kali kepada Buddha, Dharma, dan Sangha merupakan bagian penting dari puja bakti. Hal ini sebagai bentuk pemantapan keyakinan dan peneguhan kembali umat Buddha dalam memeluk agama Buddha.

  1. Meditasi dan Refleksi

Sebagian besar rentetan acara dalam puja bakti adalah meditasi atau refleksi tentang ajaran Buddha dan makna kehidupan. Meditasi dapat membantu memusatkan pikiran dan mendekatkan diri pada ajaran Dharma, sehingga tercapai ketenangan batin, bahkan kebijaksanaan pikiran.

  1. Pembacaan Sutra/paritta/mantra

Dalam puja bakti, umat Buddha membacakan sutra/mantra/paritta (teks suci Buddha). Ini merupakan pengulangan ajaran Buddha sehingga umat Buddha mendapatkan wawasan dari ajaran tersebut.. serta mempraktikkannya.

  1. Dana Paramita

Adalah memberikan sumbangan atau dana kepada komunitas, baik monastik (Sangha) atau vihara. Dana Paramita adalah praktik melepas dalam ajaran Buddha. yang bertujuan untuk mendukung kehidupan sangha, serta memenuhi kebutuhan vihara maupun umat yang membutuhkan.

  1. Visualisasi dan Kontemplasi

Dalam beberapa praktik puja bakti, umat Buddha dapat melakukan visualisasi diri sebagai Buddha atau Bodhisattva tertentu dan mengontemplasikan sifat-sifat mereka.

  1. Pemujaan Rupang Buddha

Praktik puja bakti, melibatkan penghormatan kepada Buddha Rupang, sebagai ungkapan terima kasih terhadap Buddha atas ajaran-ajaranNya, serta  inspirasi dalam pencapaian spiritual agama Buddha.

  1. Penghormatan kepada Para Guru Spiritual

Dalam beberapa aliran Buddha, praktik puja bakti melibatkan penghormatan kepada guru spiritual yang telah memberikan ajaran dan bimbinganTop of Form

Meskipun begitu, hal terpenting saat melakukan puja bakti adalah pikiran bersih dan penuh konsentrasi agar indra-indra terkendali saat membaca doa. Puja bakti yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh keyakinan akan bermanfaat besar, antara lain:

  1. Keyakinan (saddha) dan bakti kepada TriRatna akan bertambah
  2. Empat sifat luhur (brahma vihara) akan berkembang
  3. Indra (samvara) akan terkendali karena pikiran diarahkan untuk pujabakti
  4. Menimbulkan perasaan puas (Santutthi) karena telah berbuat baik
  5. Menimbulkan kebahagiaan (Sukha) dan ketenangan batin.

Bagi sebagian umat Buddha, puja bakti dianggap sebagai bukan kewajiban, namun dengan kesadaran diri, pada akhirnya akan menjadi sebuah “kewajiban” karena setiap orang akan merasakan  manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.(Jum)