MI Muhammadiyah Mojorembun Blora Raih 2 Medali Dalam Kompetisi Pencak Silat se Jawa-Bali

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Blora,  MI Muhammadiyah Mojorembun yang  terletak di Dukuh Banjarejo, Desa Mojorembun, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora berhasil  meraih medali perak dan perunggu dalam kompetisi Taekwondo se-Jawa Bali, Magelang Open V Tahun 2017 baru baru ini.

MI Muhammadiyah Mojorembun yang berada di wilayah Blora Selatan, kurang lebih 50 KM dari pusat kota Blora dan 35 KM dari Kecamatan Kota Cepu yang berada di daerah pinggiran yang sangat jauh dari perkotaan, tetapi prestasi putra-putrinya sangat membanggakan. 

Bertempat di Gor Akademi Militer, Kota Magelang, 4-5 Februari 2016, Wahyu  Muhammad Ar Rosyid siswa kelas 4 dan Nadia Zaskia Amelia Gunawan, siswa kelas V MI Muhammadiyah Mojorembun berhasil meraih perak dan perunggu. Dua kader cilik Muhammadiyah ini bergabung dalam klub Scorpions Taekwondo Club Blora.

“Alhamdulillah, anak-anak berhasil  meraih medali perak dan perunggu, tak  sia-sia latihan selama ini,  tentu sangat membanggakan MI Muhammadiyah Mojorembun”, ujar Ayu Maruti, Guru MI yang turut mendampingi murid-muridnya berkompetisi.

Selain kejuaraan Taekwondo, deretan medali kejuaraan juga telah diraih sekolah ini dari tingkat kecamatan, kabupaten hingga tingkat provinsi. Beberapa waktu yang lalu pelajar sekolah ini,  Siti Mabruroh  pernah juga mewakili Blora dalam kompetisi Matematika tingkat Provinsi di Kota Semarang. Berkali-kali juga meraih prestasi di Kecamatan baik kompetisi akademik maupun non akademik. Prestasi-prestasi yang diraih ini tak lepas dari kerja keras seluruh pengajar dan wali murid MI Muhammadiyah Mojorembun, serta dorongan keluarga besar Persyarikatan di Kradenan.

Ketua Majelis Dikdasmen PCM Kradenan, Drs.Ismunandar juga merasa bangga dengan prestasi yang diraih pelajar-pelajar MI Muhammadiyah Mojorembun. “Saya sangat bersyukur, pelajar-pelajar Muhammadiyah terus meraih prestasi. Kami ingin membuktikan, meskipun di pedesaan dan memiliki banyak keterbatasan, sekolah-sekolah milik persyarikatan tetap bisa bertahan dan menjadi yang terbaik”, papar alumnus Universitas Muhammadiyah Ponorogo ini. (ima/bd)