PORSADIN 4 Tingkat Kabupaten Pati Digelar

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Pati – Sebanyak kurang lebih 150 Madrasah Diniyah se Kabupaten Pati, ikut tampil pada Pekan Olahraga dan Seni antar Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (Porsadin) yang digelar Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Kabupaten Pati bersama seksi Pondok Pesantren dan Pondok Diniyah, di Madin ‘Miftahul Falah’ desa Mulyoharjo Pati, Ahad (7/5)

“Pekan Olahraga dan Seni Diniyah Takmiliyah (PORSADIN) merupakan salah satu momen pengembangan bakat dan kreatifitas santri Diniyah Takmiliyah sebagai relevansi antara pendidikan di Diniyah Takmiliyah dengan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 serta untuk mengagungkan dan mempererat silaturahmi insan Diniyah se-Kabupaten Pati.” Ujar Kepala Seksi PDPonten Kankemenag Kabupaten Pati Abdul Khamid sebagai koordinator pelaksana kegiatan.

Event yang dibuka oleh Bupati ini memperlombakan delapan cabang lomba yaitu Tahfiz juz amma, Tartil wal imlak, Pidato bahasa Indonesia, Pidato bahasa Arab, Atletik, Pencak silat, Cerdas cermat, Kaligrafi, dan Puisi, ‘imbuhnya.

Khamid mengatakan, peserta yang mendapat nilai tertinggi pada setiap cabang akan ditetapkan sebagai juara 1,2, dan 3.

“Selanjutnya khusus juara 1 akan diperlombakan lagi tingkat Provinsi Jawa Tengah,” ungkap Khamid.

Khamid menjelaskan tujuan digelarnya Porsadin ini untuk menggali potensi keilmuan, dan jiwa seni pada anak-anak diniyah. Selain itu, untuk memotivasi anak didik agar mampu bersaing di tingkat nasional.

“Termasuk sebagai bentuk apresiasi pemerintah terhadap pendidikan non formal,’tutupnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pati Akhmad Mundakir seusai acara menuturkan bahwa didalam Porsadin ini murid-murid diniyah akan diajak untuk mengenal dan memahami kemampuan akademis, kemampuan seni dan ketangkasan berolah raga tiap-tiap individu, sehingga akan terjadi komunikasi timbal balik (silaturrahmi) individu, baik antar murid maupun antar guru dan seluruh komponen diniyah takmiliyah.

“Silaturrahmi semacam ini secara sadar akan melahirkan rasa kebersamaan, dorongan kearah peningkatan kompetensi diri, kompetensi lembaga untuk kemudian bisa meningkatkan kemampuan keagamaan, kemanusiaan, kebangsaan atas landasan nilai-nilai kebersamaan (ukhuwah) dan kompetisi sehat,” tutur Mundakir saat seusai upacara pembukaan. (Athi’)