FKUB Blora Bersikap terhadap Tragedi Kemanusiaan Rohingya Myanmar

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

BLORA – Menanggapi isu seputar tragedi Rohingya Myanmar, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Blora menyatakan sikapnya terkait tragedi kemanusiaan tersebut kemaren (6/9/2017) di Aula Kantor Kemenag Blora.

Dengan disaksikan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Blora yang terdiri dari Bupati Djoko Nugroho, Kapolres AKBP Saptono SIK MH, Kepala Kejari Yulitaria SH, MH, Wakil Ketua Pengadilan Negeri Blora, Makmurin Kusumastuti, S.H.,M.H, Kepala Kemenag Blora, Drs. H. Nuril Anwar SH, MH,dandim Blora dan lainnya.

Pernyataan sikap itu disampaikan oleh Ketua FKUB Blora, H Ishad Shofawi bersama seluruh anggotanya dari tokoh lintas agama se Kabupaten Blora.

Adapun beberapa point penting sikap FKUB terhadap tragedi Rohingya adalah sebagai berikut :

  1. Bahwa FKUB menolak kekerasan umat beragama dalam bentuk apapun
  2. Menjalin kerukunan antar umat beragama di masyarakat Kabupaten Blora
  3. Mengimbau kepada warga masyarakat Kabupaten Blora untuk tidak terprovokasi berita di media sosial yang belum tentu kebenarannya
  4. Mendoakan masyarakat Rohingya agar masalahnya bisa segera selesai dan dapat hidup dengan damai
  5. Untuk masyarakat Blora untuk tidak ikut dalam aksi solidaritas di Candi Borobudur dan diharapkan berdoa di tempat ibadah masing-masing

“Sikap ini kami rumuskan atas kesepakatan bersama dan telah ditanda tangani di depan Bupati, Kapolres dan jajaran Forkopimda lainnya. Kami berharap masalah yang terjadi terhadap saudara kita kaum Rohingya bisa segera diselesaikan dengan damai,” terang Ishad Shofawi.

Beberapa tokoh agama ikut menandatangani pernyataan sikap terhadap tregedi Rohingya, antara lain, MUI Blora, Masfuin,perwakilan Agama Islam, Amalia Winarni, perwakilan Agama Kristen, pendeta Yulius Sukarno, ShTh, perwakilan agama Katolik, FX Djoko Prasetyo, perwakilan Hindu, I Nyoman Arto, Perwakilan Budha, Ngatno, Ormas Islam Ngastoyo, Ainur Rofiq, Fathurrohim, Konghuchu, Karso Nur Atmo.

Perwakilan tokoh agama Budha, Ngatno, yang hadir dalam acara tersebut juga menyatakan bahwa dirinya sebagai wakil umat Budha Kabupaten Blora ikut mengecam terjadinya tragedi krisis kemanusiaan pada kaum Rohingya di Myanmar.

“Ini krisis kemanusiaan.Kami mengutuk tragedi Kemanusiaan Rohingya, sebagai umat Budha Kami berharap pemerintah Myanmar bisa menyelesaikan masalah dengan damai dan menjunjung tinggi nilai nilai kemanusiaan, dan agar Umat Budha di myanmar mengakhiri kekerasan terhadap umat Muslim Rohingya, karena dalam ajaran agama Budha yang kami peluk, sang Budha selalu mengajarkan cinta damai terhadap sesama. Tidak ada ajaran yang mengajarkan kekerasan Jangan disangkut pautkan dengan isu agama,” ujarnya serius. (ima/bd)