Guru PAI Ikuti Workshop Pengayaan Kurikulum Berbasis ICT

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Blora –   Kementerian Agama Kab. Blora adakan kegiatan Workshop pengayaan dan pembelajaran  kurikulum untuk guru Pendidikan Agama Islam diikuti  Sekitar 60 guru Pendidikan Agama Islam (PAIS),  (13/4) kegiatan tersebut laksanakan di RM Djoglo.

Kasi PAIS Kemenag Blora, Muhaimin mengatakan, Kegiatan di ikuti  peserta guru PAIS Se-kabupaten Blora yang terdiri dari Guru Pendidikan Agama Islam SD, SMP, SMA/SMK Se-Kabupaten Blora, yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada Guru Pendidikan Agama Islam tentang pengayaan pembelajaran dan penilaian kurikulum PAI dalam menganalisa pembelajaran secara dini terhadap kesulitan yang telah di hadapi anak didik.

“kami berharap, dengan adanya kegiatan ini Guru Pendidikan Agama Islam bisa memahami pengayaan dan pembelajaran kurikulum secara profesional, sehingga dapat mengaplikasikannya di sekolah masing-masing”ujarnya.

Sementara itu Kepala Kemenag Blora, Nuril Anwar,Sh,MH mengatakan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas Guru Agama Islam sebagai seorang pendidik.

Menurutnya, Guru Pendidikan Agama Islam ke depan diharapkan lebih di tingkatkan lagi kualitas pembelajaran dan pengayaan kurikulum di Kabupaten Blora, karena guru PAI harus menjadi corong pendidikan agama Islam di sekolahnya masing-masing.

“Untuk itu, munculkan inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran jangan sampai tidak ada perubahan supaya peningkatan pendidikan agama Islam di sekolah lebih berkualitas”paparnya serius.

Nuril  berharap, dengan adanya kegiatan ini Guru Pendidikan Agama Islam harus berubah dan punya berwibawa, jangan sampai guru Pendidikan Agama Islam disisihkan di sekolahnya masing-masing, dan yang paling terpenting adalah satu kesatuan untuk memajukan Pendidikan Islam di sekolah umum di Blora.

Pihaknya memberi inspiratif kepada guru PAI bagaimana menjadi guru yang sukses dalam membentuk perilaku anak siswa, agar menjadi generasi harapan bangsa yang memiliki perilaku yang baik, seperti  guru PAI diharapkan menggunakan K13, karena proses pembelajaran kurikulum ini lebih dominan pada aspek efektif (sikap), psikomotor (gerak), baru kognitif (intelektual), yakni lebih mengutamakan pembentukan sikap siswa baru ilmu pengetahuan, karena siswa ditekankan lebih aktif mencari ilmu pengetahuan dari pada menerima dari guru , karena guru hanya berperan sebagai fasilitator.

“kami berharap Guru PAI harus lebih banyak berkreasi dalam meningkatkan kompetensi diri untuk mengejar perkembangan dunia yang semakin cepat, karena Seorang guru dianggap berhasil dalam mengajar jika ia mampu membentuk perilaku anak didik”tutunya.

“oleh karena  itu dalam proses belajar, guru harus lebih banyak menggunakan kaset visual maupun  pendidikan agama islam, lebih cepat dipahami dan diperaktekkan oleh siswa ketimbang lebih banyak dihadapan siswa yang menjenuhkan”imbuhnya.

 

Sementara itu, Musiran sebagai Narasumber workshop menyampaikan bahwa kurikulum pendidikan Islam berfungsi sebagai pedoman yang digunakan pendidik untuk membimbing peserta didiknya ke arah tujuan tertinggi pendidikan Islam melalui akumulasi sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Adapun menurutnya, dalam pengembangan materi ajar ditawarkan tiga model pembelajaran terpadu, yaitu Model connected (model keterhubungan), yakni model pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, Model webded (model jaringan laba-laba), model ini merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik, dan model integrated (model keterpaduan), yang merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi dengan menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih dalam beberapa bidang studi, dan memungkinkan siswa menjadi lebih arif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada dihadapan mereka.

Musiran juga menyampaikan bahwa jika dilihat dari karakateristiknya, maka kurikulum pendidikan Islam ideal adalah lebih menonjolkan mata pelajaran agama dan akhlak, di mana akhlak tersebut diambil dari Alquran dan hadis serta keteladanan para tokoh yang shaleh terdahulu, Memperhatikan pengembangan seluruh aspek akal, jasmani dan rohani.

 

“selain itu sangat perlu diperhatikan keseimbangan antara individu dan masyarakat, dunia dan akhirat,dan perlu memuat metode yang elastis, sehingga dapat diadaptasikan ke dalam berbagai kondisi dan lingkungan di mana kurikulum tersebut diterapkan serta memuat unsur-unsur yang sesuai dengan berbagai tingkatan usia anak serta perilaku Islami”paparnya.

“ selain itu, perlu diperhatikan penggunaan metode teknologi IT dalam pengayaan pembelajaran sehingga siswa lebih mudah memahami materi dan melihat praktek bahan ajarnya dengan lebih  baik”imbuhnya. (ima)