RMI NU Suarakan Kebersihan Dilingkungan Pesantren

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Blora– Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU menggulirkan paradigma baru semangat menjaga kebersihan dilingkungan pesantren, diamana para santri diharapkan menjadi pelopor kebersihan dan siap menjadi gugus tugas perilaku hidup bersih di lingkungan masing-masing.

Ketua RMI NU, KH Abdul Ghoffar Rozin menegaskan, para santri di pesantren kerap kali memiliki kebiasaan buruk, yakni kurang memperhatikan kebersihan. Bahkan, sebagian dari para santri ini meyakini, berbagai penyakit kulit yang mereka alami, dipercaya mengandung berkah.

“Tapi pemahaman ini salah. Katanya, gudiken (nama salah satu penyakit kulit, red) itu berkah. Ini tidak ada hubungannya,” tegas Gus Rozin, sapaan akrab KH Abdul Ghoffar Rozin, saat membuka Workshop Pesantrenku Bersih Pesantrenku Sehat, di PP Al Hikmah Ngadipurwo, Blora, Jumat (15/03).

Sehingga, dengan digulirkannya pemahaman baru terkait kebersihan di pesantren, dapat menegaskan citra lembaga ini sebagai pionir kebersihan. Santri pesantren harus mampu menjadi agent of change (agen perubahan) dalam membudayakan kebersihan.

“Maka, nanti tiga bulan mendatang kita akan datang lagi ke sini. Untuk mengecek, apakah workshop ini berhasil maksimal atau tidak,” imbuh Gus Rozin, yang juga merupakan Staff Khusus Presiden RI Bidang Keagamaan itu.

Gus Rozin menambahkan, Workshop Pesantrenku Bersih Pesantrenku Sehat ini terselenggara berkat kerja sama antara RMI NU dengan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk. Kerja sama antara dua lembaga ini bukanlah kali pertama. Dalam beberapa agenda terakhir, dua lembaga ini kerap menggelar agenda bertema kepesantrenan.

“Kalau dulu, kita bikin tagline Pesantrenku Keren! dan sekarang Pesantrenku Bersih, Pesantrenku Sehat. Jadi, Kalau ga bersih, ga keren,” pungkasnya.

Perwakilan PT PGN Tbk, Santiaji Gunawan menyambut baik paradigma kebersihan di pesantren. Pasalnya, pesantren dewasa ini semakin dipercaya menjadi pelopor pendidikan karakter anak bangsa, yang tak hanya mengajarkan ilmu agama. Tetapi juga, semangat toleransi dan kebhinekaan.

“Maka, saat pertama kali RMI NU mengajak kerja sama ini, saya langsung mendukungnya. Kita sebagai BUMN, tidak boleh hanya mencari untung. Tetapi, kita juga harus mendukung upaya-upaya seperti ini, membudayakan hidup bersih dan sehat,” kata Santiaji.

Di sisi lain, pengasuh PP Al Hikmah Ngadipurwo Blora, KHMA Faishol Nadjib mengemukakan, acara yang akan berlangsung sehari penuh ini diikuti puluhan santri dari puluhan pondok pesantren, dari kawasan Blora dan sekitarnya.

“Ada tiga puluh pesantren yang mengirimkan delegasinya untuk mengikuti workshop ini. Dari kawasan Blora, Rembang, dan kawasan pati. Hari ini, pembukaan dan acara inti akan berlangsung besok selama sehari penuh. Diharapkan, ini akan semakin memupus citra kumuh yang dulu lekat di pesantren,” ujarnya.

Turut hadir dalam pembukaan Workshop Pesantrenku Bersih Pesantrenku Sehat ini, perwakilan Pemkab Blora, Polres Blora, Kodim 0721/Blora, para kepala desa di sekitar PP Ngadipurwo, utusan pesantren, dan masyarakat di sekitar pesantren. (Ima/rf)