BLORA – Kemenag Blora melalui Penyuluh Agama islam Blora I, Marsi ikut berpartiisipasi dalam pertemuan koordinasi Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Tingkat Kabupaten Blora yang di laksanakan pada hari Rabu(15/11) di Hotel Kencana Blora.
Pertemuan ini di laksanakan untuk mendukung dan mengoptimalkan kegiatan posyandu sebagai wadah layanan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak dan sebagai upaya mensosialisikan pelaksanaan ke berbagai desa di Blora sehingga perlu membentuk kader posyandu termasuk para penyuluh.
Pertemuan tersebut di hadiri oleh Asisten III Setda, Kris Hapsoro, yang dalam sambutannya menyampaikan bahwa posyandu merupakan salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan bersama masyarakat.
“Di tinjau secara kuantitas posyandu di Blora sudah mengalami peningkatan karena di setiap desa rata-rata sudah ada 5 sampai 6 posyandu, namun secara kualitas ternyata masih belum memadai terutama mengenai kelengkapan sarana dan ketrampilan kader yang belum memadai”ungkapnya.
Dalam pertemuan tersebut di sampaikan 4 materi yang di moderatori oleh Lilik Hermanto, diantaranya olehh kepala Dinas Kesehatan,dr. Heni Indiyani dengan tema “Analisa Situasi Program Kesga Gizi”.
Heni menandaskan bahwa Angka Kematian Ibu di Blora menurun akan tetapi Angka Kematian Bayi masih cukup tinggi, karena perawatan bayi yang prenatal itu susah, membuthkan biaya yang tinggi dan fasilitas yang belum terpenuhi di Blora, sehingga di Blora sudah ada 4 Rumah tunggu yang sudah di resmikan oleh Bupati Blora, yaitu di Sawahan, Cepu, Randublatung dan Ngawen.
Wahyu Mardi Utomo dari Bidang Kelembagaan Masyarakat, Adat, Sosial Budaya Dinas PMD Kabupaten Blora menyampaikan tentang Peran dan Fungsi Pokjanal Posyandu bahwa persiapan dan koordinasi untuk Posyandu Jiworejo Jiken untuk maju ke Tingkat Nasional dan bagaimana Peran Pokjanal Posyandu harus di tingkatkan untuk memfasilitasi, membina , memantau dan mengevaluasi setiap kegiatan posyandu.
Menurutnya, Semua unsur yang terlibat dalam pertemuan ini mempunyai peran masing-masing yang berbeda satu sama lainnya dan saling mendukung untuk mensukseskan program ini antara lain terdiri dari kader, Kepala Desa, Puskesmas, Camat, Bupati, Dinas PMD, Dinkes, Dalduk dan KB serta kemenag .
“Peran Kemenag diantaranya adalah penyuluhan melalui jalur agama, persiapan imunisasi bagi calon pengantin dan jamaah haji, penyuluhan di lembaga pendidikan keagamaan dan sebagainya sehingga sangat signifikan untuk ikut mensukseskan program”paparnya.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Winarno yang menyampaikan tema ‘ Memperkuat Pokjanal dan Pokja Posyandu”, menyampaikan tentang bagaimana Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang meliputi, makan sayur dengan buah, Senam Peregangan jam 09. 00 pagi dan jam 14.00 siang serta cek kesehatan dan Pembentukan Pokjanal Posyandu di atur dalam Permendagri no 54/2017
Narasumber Pemkab Blora, Didik juga menyampaikan tentang “ Model Terintegrasi Multifungsi” sebagai Implementasi Permendagri no 19/2011 dimana posyandu ke depan bukan hanya bergerak dibidang kesehatan saja, akan tetapi segala bidang bisa masuk dalam posyandu, Karena menjadi posyandu terintegrasi atau posyandu container yang bisa mengurusi KB, Imunisasi, Ispa, pengentasan kemiskinan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat termasuk pembinaan keagamaan dan lain sebagainya.
“Maka dari itu koordinasi harus terus dilakukan antar dinas, antar Organisasi Pemerintah Daerah dan Organisasi Masyarakat untuk optimalisasi pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat secara terpadu dan sinergis”ungkapnya. (marsi/Ima/bd)