Grobogan – Paradigma keliru dari masyarakat yang menganggap bahwa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) itu tak produktif, serta menyusahkan saja menjadi hambatan bagi mereka untuk menunjukkan kelebihannya. Hal itu tidak menjadikan alasan bagi Bagus Setiawan dari MA Al Mubarok Kecamatan Ngaringan, yang telah mengukir prestasi menjadi juara 1 dalam ajang KSM tingkat Kabupaten Grobogan dalam mata pelajaran Geografi di MAN 1 Grobogan, Sabtu (12/05).
Penyerahan Ajang Kompetisi Sains Madrasah (KSM) Kabupaten Grobogan di halaman Kantor Kemenag Grobogan, Senin (28/05) terdiri dari lomba Matematika MI,Sains IPA MI, Matematika MTs, IPA MTs, IPS MTs, Matematika MA, Biologi MA, Fisika MA, Kimia MA, Ekonomi MA, Geografi MA diikuti 622 peserta terdiri dari MI, MTs, MA diraih 33 siswa dan salah satunya Bagus Setiawan.
Kepala Kankemenag Grobogan Hambali menyampaikan, KSM merupakan wahana mencapai prestasi bagi peserta didik, yang bisa diikuti setiap siswa madrasah yang mempunyai prestasi. walaupun siswa itu berkebutuhan khusus, sehingga bisa mengharumkan nama madrasah. Lebih lebih bisa mengukir prestasi di tingkat Provinsi sampai tingkat nasional.
“Kita tanamkan paradigma baru bahwa anak berkebutuhan Khusus tidak harus dikasihani, tapi harus mendapatkan perhatian dan kesempatan yang sama. Di sini mereka bisa menujukkan hal tersebut, dan masyarakat bisa menyaksikan kemampuan terbaik mereka,” kata Hambali.
Pada dasarnya anak berkebutuhan khusus/ disabilitas memiliki kemampaun lebih dari anak anak pada umumnya. Namun, ada stigma keliru dari masyarakat selama ini terhadap mereka, sehingga hal ini membuat mereka sulit berkembang. Tapi dalam ajang KSM Madrasah, mereka bisa mengukir prestasi dan bisa membuktikan kepada masyarakat luas. Disini Kemenag menambahkan uang pembinaan bagi Bagus yang telah mengukir prestasinya, sehingga bisa maju ke tingkat Provinsi yang rencananya di Kabupaten Pemalang.
Dalam wawancaranya, Bagus mengaku senang dan bangga dengan keberhasilanya menjadi yang terbaik dalam kompetisi KSM tingkat MA se Kabupaten Grobogan yang diselenggarakan di MAN 1 Grobogan. Untuk dapat memperoleh hasil yang memuaskan, Bagus mengaku belajar lebih dari dua jam per hari.
“Ya kalau belajar biasanya setelah pulang sekolah sebentar, malam sebentar dan yang lama pagi hari setelah sholat subuh. Saya ingin sukses sampai tingkat Perguruan Tinggi, dan cita-citanya saya ingin jadi dokter,” ujar Bagus. (bd/gt)