Berdakwah Tak Melulu Mengkaji Agama

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang—Penyuluh Agama Islam non PNS yang baru saja bertugas beberapa bulan terakhir mempunyai tanggung jawab terhadap berbagai macam persoalan sosial. Oleh karena itu, penyuluh harus bisa membaca peta masalah sosial dan isu-isu terkini yang terjadi di masyarakat sekitar dan masyarakat global.

Demikian ditegaskan oleh Kepala Kementerian Agama Kabupaten Rembang, Atho’illah ketika menyampaikan materi DDWK Teknis Substantif Tenaga Keagamaan Peningkatan Kompetensi Penyuluh Agama Islam non PNS di Luar Kampus, yang digelar di MAN Rembang, pada hari kedua, Selasa (11/4).

Kepada 35 peserta, Atho’illah menguraikan fenomena-fenomena kondisi aktual masyarakat Indonesia, baik secara internal maupun eksternal.

“Secara internal, masyarakat kita ditempa oleh berbagai permasalahan, yaitu ekonomi yang menghimpit, broken home (keretakan rumah tangga), pengrusakan lingkungan hidup, goyahnya benteng rohaniyah, dan penyalagunaan narkoba,” papar Atho’illah.

Sementara secara eksternal, masyarakat Indonesia sudah digempur globalisasi yang berefek pada modernisasi yang mengabaikan norma-norma agama, Sekularisasi, radikalisasi, gelombang demokratisasi, dan ancaman yang membahayakan, yaitu terorisme,” papar Atho’illah.

Begitu banyaknya kondisi aktual yang harus dipahami, Atho’illah meminta kepada penyuluh untuk mengikuti perkembangan informasi untuk menjadi acuan program penyuluhan yang akan disampaikan kepada masyarakat.

“Janganlah kita melulu bicara soal Fiqh dan syari’ah. Sekali-kali memaparkan tentang kondisi-kondisi sosial terkini yang berefek negatif yang harus dihindari oleh masyarakat,” tukasnya.

Lebih dari itu, Atho’illah juga mengimbau penyuluh untuk tutut menggerakkan pilar ekonomi masyarakat. “Di Islam juga diajarkan ekonomi mu’amalah. Masyarakat kita perlu mendapatkan edukasi tentan ini seiring dengan gempuran pasar bebas yang sudah ditandai dengan jalannya program Masyarakat Ekonomi Asia,” paparnya.(SS/bd)