Guru RA/BA Kemenag Klaten Dilatih Membuat APE

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Klaten – Perjuangan seorang guru ialah menjadikan anak didiknya agar berpengetahuan luas, cerdas, berpikir logis, senang belajar, serta berakarakter dan berakhlak mulia. Teknik atau strategi pembelajaran tentu berbeda-beda untuk setiap tingkatan usia dari peserta didik. Bagi anak usia dini atau usia RA/BA, terdapat prinsip dasar dan teknik khusus dalam proses belajar mengajar. Untuk itu, para guru RA/BA perlu mendapat pembinaan mengenai prinsip dan juga teknik pengajaran yang efektif bagi anak pada range usia tersebut.

Untuk mencapai tujuan di atas, guru RA/BA bekerja sama dengan STPI/Sekolah Tinggi Pendidikan Islam Bina Insan Mulia Yogyakarta mengadakan Whorkshop Kreatifitas APE (Alat Peraga Edukatif) Guru PAUD dan Cipta Lagu Anak bertempat di Aula Al Ikhlas Kemenag Klaten yang diikuti guru RA/BA se Kabupaten Klaten (Kamis, 23/3)

Kasi Pendidikan Madrasah Wahib mengatakan bahwa salah satu prinsip dasar pendidikan anak usia dini ialah proses pembelajaran yang bersifat aktif, reaktif, interaktif, efektif, dan menyenangkan, dan dilaksanakan melalui bermain.

“Untuk itulah, workshop seperti ini sangat tepat sekali dalam menambah pengetahuan bagi guru RA/BA”, kata Wahib. Menurutnya, seorang guru perlu mengerahkan kreativitasnya dalam pembuatan alat peraga sehingga dapat menciptakan alat peraga yang baik dan efektif.

Kementerian Agama dalam hal ini Seksi Pendidikan Madrasah akan selalu memberikan pembinaan guru untuk kemajuan bagi anak didiknya. “Kemenag memberikan apresiasi yang setinggi-tinggi, meskipun dengan honor yang belum seberapa tetap semangat mendidik siswa untuk membentuk generasi yang berakhlakul karimah baik”, tandas Wahib.

Ketua Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Kab.Klaten Maryani mengharapkan Kementerian Agama terus dan selalu memberikan masukan kepada pemerintah, agar guru RA/BA lebih meningkat kesejahterannya.

Sementara itu, Andi Purnawan Putra narasumber workshop menjelaskan pentingnya cara belajar melalui bermain ini serta menjelaskan bahwa bermain memiliki banyak fungsi, di antaranya; membentuk aspek kemampuan manusia (kognitif, bahasa, sosial, afektif, dan psikomotor), serta membentuk kemampuan fisik manusia (kekuatan, ketahanan, keseimbangan, kelincahan, dan ketepatan).

Dalam paparannya Andi menyatakan bahwa alat peraga adalah sebuah alat yang pada umumnya digunakan oleh guru untuk menerangkan materi pelajaran agar pembelajaran menjadi lebih kongkret dan mudah dipahami siswa.

Menurutnya, seorang guru perlu mengerahkan kreativitasnya dalam pembuatan alat peraga sehingga dapat menciptakan alat peraga yang baik dan efektif. Bahan-bahan pembuatan alat peraga juga bisa memanfaatkan barang-barang bekas yang sering dibuang di sampah karena dianggap tidak berguna.

Para peserta diminta sekreatif mungkin membuat APE dari bahan-bahan lokal dan daur ulang, seperti daun ental, majalah bekas, kertas karton, kaus kaki bekas, dan sebagainya. Dalam kegiatan ini peserta diajak untuk praktik membuat beberapa alat peraga edukatif secara kelompok. Kemudian dijelaskan tujuan dan fungsi alat-alat peraga itu, serta cara penggunaannya.(aj/Wul)