Penyuluh Agama Islam Ambil Peran dalam Berantas Buta Huruf Al Quran

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Klaten – Umat Islam harus peduli masalah ini, betapa banyaknya orang yang tidak bisa membaca Alquran. Bagaimana mau memahami Al Quran jika membaca saja tidak bisa, dan bagaimana mau mengamalkan. Menyikapi hal tersebut dibutuhkan kepedulian semua pihak agar jumlah buta huruf Al Quran dapat dikurangi, demikian disampaikan Ibrahim Penyuluh Agama Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Klaten saat melakukan sosialisasi dalam program pemberantasan buta huruf Al Quran di TK ABA Kahuman I Ngawen Klaten beserta seluruh PAI Kecamatan Ngawen (Selasa, 4/4).

Salah seorang Penyuluh Agama Islam PNS Kecamatan Ngawe, Ibrahim menyatakn bahwasosialisasi dan program pemberantasan buta huruf Al Qur’an merupakan tanggung jawab Kementerian Agama yang dilakukan oleh Penyuluh Agama Islam.

“Pemberantasan buta huruf Al Quran merupakan salah satu dari 8 bidang yang harus dikuasi oleh penyuluh agama Islam Kementerian Agama bersama dengan seluruh komponen penyuluh dalam upaya pembinaan umat akan intensif dalam melaksanakan program ini”, tandas Ibrahim.

Bentuk program pemberantasan buta huruf Al Quran yaitu sosialisasi pada pendidikan anak usia dini, pada TK sebagai pembentuk generasi bangsa, penyuluh akan secara bergiliran mengadakan pembinaan dan penyuluhan untuk selalu mengarahkan peserta didik agar selalu belajar dan terus belajar dalam baca tulis Al Quran.

Karena, anak usia dini akan lebih cepat dalam menyerap dan memahami khususnya huruf Al Quran. Kegiatan ini Dalam upaya membumikan dan meningkatkan kecintaan serta memahami isi dari kandungan Al Quran, Kementerian Agama sebagai lembaga yang mempunyai tugas dibidang pembinaan umat.

Dalam pandangan Islam, pendidikan wajib dilaksanakan sepanjang hayat, sehingga kehidupan bagi seorang muslim adalah proses dan sekaligus lingkungan pembelajaran, termasuk belajar Al-Qur’an, yang tidak pandang usia. Asalkan ada kemauan, pasti ada jalan. Allah Ta’ala akan memudahkan perjalanan hamba-Nya mendekat kepada-Nya dengan membaca firman-firman-Nya yang mulia, terang Ibrahim.

Selain anak usia dini yang menjadi sasaran pembinaan, orang tua juga menjadi target untuk bisa membaca Al Quran, dan ini merupakan sebuah tantangan bagi penyuluh.

Hal senada dikatakan Dwi Nurhayati Kepala TK ABA Kahuman I Ngawen, program pemberantasan huruf Al Quran ini harus, wajib dan penting sekali bagi generasi umat, dan wajib diterapkan di TK ini.

“Kami ingin sekali pembinaan dari Kementerian Agama melalui penyuluh agama untuk bisa memberikan bantuan guru BTQ (Baca Tulis Quran) pada 30 TK di Kecamatan Ngawen secara  bergiliran,” pintanya.

Diharapkan dengan bantuan penyuluh agama, program-program yang telah diterapkan di TK akan lebih matang dan lebih baik, sehingga proses pembelajaran baca tulis Al Quran lebih efektif, cepat, dan mudah dipahami.(nardi_aj/Wul)