Tantangan Penyuluh : Kembalikan Kecintaan Anak Terhadap Al-quran

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang — Persaingan prestasi di sekolah menjadikan anak-anak lebih mementingkan belajar akademik. Sebaliknya, pendalaman pendidikan agama kurang begitu diperhatikan. Hal ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi penyuluh Agama Islam untuk mengembalikan pola pikir masyarakat akan pentingnya pendidikan agama.

Demikian dikemukakan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang, Atho’illah ketika memberikan materi jam pelajaran di Diklat Substantif Penyuluh Agama Islam non PNS, pada hari kedua, Selasa (11/4), di MAN Rembang.

Atho’illah mengungkapkan, fenomena ini utamanya dialami oleh masyarakat perkotaan atau urban (masyarakat desa yang pindah ke kota). Biasanya, pelajar akan berlomba-lomba mendapatkan nilai baik di sekolah. Akibatnya, anak-anak lebih memilih les privat pelajaran sekolah dibandingkan memperdalam ilmu agama, seperti mengikuti Madin dan TPQ di sore hari.

“Parahnya, orang tua yang mendukung bahkan mengarahkan anaknya untuk tekun belajar materi sekolah. Artinya, presentase belajar sekolah dengan agama di lembaga pendidikan keagamaan seperti Madin dan TPQ sangatlah timpang. Hal ini bisa kita lihat, anak-anak didik kita lebih mengutamakan les matematika dari pada belajar Al-qur’an di TPQ,” tandas Atho’illah.

Budaya yang sudah mulai bergeser ini menjadi keprihatinan tersendiri. Menurut Atho’illah, Penyuluh Agama Islam mempunyai tugas untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan agama untuk anak-anak mereka.

“Tugas penyuluh adalah membumikan kembali budaya masyarakat terdahulu, yaitu anak-anak yang mengaji Al-qur’an di sore hari, baik di TPQ atau musholla. Memang tidak mudah, tapi pola pikir masyarakat harus  dikembalikan seperti dahulu,” tandas Atho’illah.

Himbauan ini selaras dengan program Pemerintah Kabupaten Rembang yang ingin meningkatkan kualitas pendiidikan agama masyarakat Rembang. Salah satunya adalah mendata seluruh madin dan TPQ dan harus disertai dengan izin operasional.

Atho’illah berharap, dengan bantuan penyuluh, masyarakat akan kembali memahami pentingnya pendalaman pendidikan agama. Sebab, akhlaklah yang menjadi tujuan utama pendidikan. “Dan Al-qur’an adalah salah satu sumbernya. Jika sedari kecil anak-anak sudah mencintai Al-qur’an, maka akan membawa kemaslahatan di masa depan,” pungkasnya.(SS/bd)