UN ukuran tes tertulis, Akhlak Outcome Utamanya

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang – Ujian Nasional tahun ini memasuki babak baru. Lantaran Kebijakan UN berbasis Komputer akan diterapkan oleh sebagian besar penyelenggara pendidikan tingkat menengah atas (MA/SMA), dan menengah pertama (MTs/SMP).

Menurut Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang, Atho’illah, UNBK ini akan menguji kemampuan siswa dalam menjawab soal dengan kemampuan diri sendiri. Ujian akan terselenggara dengan jujur, karena kemungkinan terjadinya kebocoran soal dan saling bertanya antar siswa sangatlah minim. “Bahkan mungkin tidak ada, siswa mau tak mau harus mengerjakan soal sendiri,” kata Atho’illah dalam rapat koordinasi dengan Dindikpora pagi tadi.

Atho’illah mengapresiasi usaha satuan pendidikan, baik tingkat MA maupun MTs yang telah bersusah payah mengadakan sarana dan prasarana berupa server jaringan, genset, dan pengadaan komputer demi untuk bisa mengikuti UNBK ini.

Selain itu juga usaha berupa persiapan mental dan materi peserta didik. “Pihak madrasah sudah berupaya maksimal menggelar try out dan les-les tambahan agar siswa semakin mantap menghadapi UNBK ini. Juga berulang kali menggelar doa, baik di madrasah maupun di luar,” ujar Atho’illah.

Ditambahkan pula, kendati bukan dijadikan parameter sebagai penentu kelulusan siswa, namun peserta didik pastilah banyak yang canggung mengikuti UNBK ini, karena mereka belum terbiasa mengikuti ujian secara online ini.

Atho’illah mengimbau, UN ini jangan dijadikan sebuah momok, layaknya UN tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, UN ini merupakan ujian tertulis hasil belajar siswa selama bertahun-tahun di sekolah.

“Hakikat pembelajaran di madrasah itu adalah outcome pembentukan karakter siswa,” tandas Atho’illah.

Ia menggambarkan potret pendidikan di Indonesia yang berjalan sudah baik, sarat dengan prestasi bahkan hingga tingkat Internasional. Namun sesekali, wajah pendidikan ini tercoreng oleh sebuah insiden yang memalukan. “Seperti tragedi yang terjadi di SMA Taruna Magelang beberapa hari lalu,” ungkapnya.

Madrasah sebagai pionir lembaga pendidikan yang memupuk karakter siswa , wajib menjadi teladan bagi sekolah lain untuk menumbuhkembangkan karakter siswa yang berlandaskan akhlakul karimah. “Inilah tujuan pendidikan di madrasah dan sekolah yang sesungguhnya,” katanya.(ss/bd)