FGD Balitbang, Upaya Perkuat Ideologi Pancasila

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Klaten-Focus Group Discussion (FGD) diharapkan mampu memperkuat penghayatan tentang Pancasila sebagai ideologi dan falsafah hidup bangsa serta sebagai upaya mengantisipasi berbagai ideologi yang tidak sejalan dengan ideologi Pancasila.

Demikian disampaikan Aris Hidayat dari Balai Litbang Kemenag Provinsi Jawa Tengah saat memandu FGD penelitian penguatan nilai-nilai kebangsaan yang dilaksanakan di KUA Kecamatan Kebonarum yang dihadiri dari Koramil, Polsek, Toga/Tomas dan Kepala KUA, Jumat (9/6).

Aris mengatakan, nilai-nilai Pancasila merupakan buah pikiran dan gagasan besar bangsa Indonesia tentang kehidupan yang dianggap baik dan memberi corak, watak dan ciri bagi masyarakat dan bangsa Indonesia yang membedakan kita dengan bangsa lain.

Kegiatan ini bertujuan untuk menggali dan menghimpun informasi program kerja yang strategis dalam rangka penelitian yang mempunyai fungsi dalam rangka penelitian dan pengembangan.

“Karenanya penguatan ideologi Pancasila dalam kehidupan berbangsa merupakan hal yang fundamental, karena merupakan roh dan jatidiri bangsa Indonesia,” tegas Aris.

Sementara itu Basuki dari Kodim Klaten menyampaikan, solusi untuk memperkokoh Pancasila diantaranya Pancasila hendaknya dihayati dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serius dalam penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.

Pancasila merupakan sebuah kekuatan ide yang berakar dari bumi Indonesia untuk menghadapi nilai-nilai dari luar, sebagai filter terhadap berbagai pengaruh luar, juga dapat menjadi system imun masyarakat dalam menyeleksi dan menghadapi kekuatan dari luar yang dapat memecah belah keutuhan bangsa Indonesia.

basuki mengapresiasi Balai Penelitian dan Pengembangan Agama (Litbang) Semarang yang bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Klaten melaksanakan kegiatan FGD yang langsung terjun ketingkat kecamatan.

“FGD dapat memberikan data-data valid dan berkualitas yang  dibutuhkan Balitbang Keagamaan Semarang, sehingga bisa digunakan untuk mengambil kebijakan yang lebih terarah dan mengena. Yang terpenting semua lapisan masyarakat harus menumbuhkan kembali nilai-nilai kebangsaan,” harap Basuki.(nf_aj/wul)