Peran FKUB Dalam Tahun Politik

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Klaten – Rakor FKUB se Solo Raya sebagai wahana rapat koordinasi dan diskusi guna menjalin komunikasi,  bertempat di Pendopo Pemkab Klaten yang dihadiri Bupati Klaten, Kepala Kemenag se Solo Raya, Kesbangpol, jajaran muspida Klaten serta tokoh agama dan tokoh masyarakat, Kamis (7/12).

Bupati Klaten Sri Mulyani menyampaikan, keanekaragaman agama yang dimiliki bangsa Indonesia harus disyukuri dan dijaga kerukunannya, tugas FKUB bukan saja memberikan rekomendasi pendirian rumah peribadatan, tetapi juga melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat.

Sementara itu ketua FKUB Jateng Mudjahirin Thohir mengemukakan, tahun politik rawan terjadi ketegangan sosial dan konflik. Maka FKUB sebagai wadah lintas agama memiliki peran sejak dini untuk berpartisipasi mewujudkan pesta demokrasi yang sukses dan terhindar konflik yang mengatasnamakan agama.

Dua tahun berturut-turut akan menjadi tahun politik di provinsi Jawa Tengah, yakni Pilgub 2018 dan Pemilu Serentak 2019. Agama bisa menjadikan isu sensitif saat pilkada, pilpres maupun pileg.

“Agama sangat rentan ditarik untuk kepentingan tertentu selama tahun politik. Hal ini didukung kemajuan teknologi informasi yang tak bisa dibendung, khususnya media sosial,” tandasnya.

Hal senada disampaikan Ketua FKUB Klaten Syamsuddin Asyrofi menambahkan, pesta demokrasi baik pilkada, pilgub, pilpres, pileg adalah hal biasa dan harus disikapi dengan cara-cara yang bijak. Perlu ditumbuhkan kesadaran di masyarakat bahwa dalam pemilihan ada yang menang dan kalah.

Selanjutnya Masmin Afif Kepala Kemenag Klaten mengatakan, tujuan digelarnya rapat koordinasi ini dalam rangka membangun konsolidasi organisasi dan kerjasama yang  sinergis antar pengurus FKUB se Solo Raya.

Kerukunan umat beragama merupakan salah satu agenda strategis sebagai fondasi ideal meletakkan segenap upaya bersama mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara.

“Tanpa kerukunan yang terjalin baik maka berbagai program pembangunan bangsa akan menemui jalan buntu. Pada tataran inilah kerukunan umat beragama harus diupayakan bersama oleh segenap elemen bangsa yang sadar akan pentingya pembagunan karakter dan budaya rukun,” pungkas Masmin.(nf_aj)