Penyuluh Agama Islam Jadi Inovator Masyarakat, Bukan Provokator

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Klaten – Seksi Bimas Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Klaten mengadakan pembinaan Penyuluh Agama Islam (PAI) Non PNS Kemenag Klaten bertempat Aula Al Ikhlas Kemenag Klaten yang diikuti oleh 210 PAI. Ikut hadir sekaligus bertindak selaku narasumber Mukhlis Hudaf, Selasa (15/5).

Masmin Afif Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Klaten mengatakan, PAI memiliki peran yang sangat strategis, karena mempunyai peran yang sangat penting, yaitu sebagai pemberi informasi dan edukasi, konsultan masalah-masalah keagamaan. Selain itu PAI juga sebagai mata dan telinga dari Kemenag untuk melihat pemetaan kondisi dan kenyataan di masyarakat di tempat dimana ia bertugas dengan berbagai macam gejala dan permasalahan yang terjadi untuk dilaporkan kepada berbagai stakeholder yang ada di wilayah itu.

Kantor Kementerian Agama Kabupaten sangat serius untuk bersama-sama meningkatkan pembekalan dan pembinaan pada PAI. Negara harus selalu terbangun kerukunanya didukung peran semua penyuluh.

Kejadian yang baru saja terjadi aksi bom di Surabaya, Masmin Afif menandaskan, teroris tidak sesuai dengan ajaran agama, semua harus waspada di cermati dan dilaporkan pada pihak berwenang jika dilingkungan masyarakat ada kejanggalan-kejanggalan.

“Seorang Penyuluh Agama Islam harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya, memiliki wawasan keagamaan dan wawasan kebangsaan yang memadai dalam rangka membangun kehidupan masyarakat yang agamis, nasionalis, beriman, bertaqwa, berakhlakul karimah, dan berbudi pekerti luhur,” jelasnya.

PAI ini menjadi garda terdepan dalam rangka membantu KUA dan Kementerian Agama dalam membina masyarakat, serta senantiasa menjunjung tinggi citra Kementerian Agama. PAI harus menyadari bahwa fungsi Penyuluh Agama Islam adalah Informatif, Edukatif, Konsultatif, dan Advokatif.

“Penyuluh Agama Islam adalah ujung tombak Kementerian Agama yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, maka ia mempunyai tanggung jawab yang sangat besar. Penyuluh Agama Islam harus menjadi inovator di tengah masyarakat, bukan malah menjadi provokator,” tegasnya.

“Lakukan tugas dengan baik dan penuh keikhlasan, Insya Allah rezeki akan datang dari banyak arah,” imbuh Masmin.

Sementara itu Mukhlis Hudaf mengatakan, tugas penyuluhan yang menilai Allah, ini bukan main-main, menyuluh dan berdakwah kembali pada Allah. Hal inilah harus melekat pada diri PAI, bangga sebagai penyuluh, karena kegiatan dakwah sangat mulia.

“Tugas PAI memahamkan agama secara utuh dan kaffah dalam mencerdaskan umat, bukan saja berceramah penyuluhan, tetapi harus menyeluruh dari segi keagamaan, jadi penyuluh harus banyak referensi yang dibaca, memahami berjihad dan memberikan pencerahan pada umat,” jelas Mukhlis.

Mukhlis berpesan untuk terus meningkatkan profesionalisme kerja. Karena menurutnya, makna dari profesionalisme adalah adanya peningkatan kemampuan secara terus menerus yang mempunyai mutu dan kualitas yang baik..(aj/Wul)