081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Program Yes I do Diselipkan di Kurikulum Madrasah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang – Sebanyak emoat madrasah di Kabupaten Rembang telah menjalankan Program Yes I do yang dicanangkan oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI). Keempat madrasah tersebut adalah MTs Riyadlotut Tholabah Sedan, MTs Nahjatus Sholihin Kragan, MTs Al-Manar Sedan, dan MTs Tribakti Sedan.

Evaluasi tentang pelaksanaan program Yes I do dilakukan di aula Kankemenag Kabupaten Rembang pada Rabu (18/7/2018) yang dihadiri secara langsung oleh Ketua Program Yes I do yaitu istri Bupati, Hasiroh Hafidz. Turut hadir pula dalam acara itu, Kasi Pendidikan Madrasah Kankemenag Kabupaten Rembang, Jasim, Kepala Madrasah terkait, Pengawas Madrasah terkait, dan anggota program Yes I do.

Dalam sambutannya, Hasiroh mengatakan, program Yes I do merupakan program yang memberikan materi kepada para remaja yang sudah memasuki masa reproduksi remaja, namun masih berusia belia dan masih dalam tahapan belajar.

Materi Yes I do dituangkan dalam modul bertajuk Setara, yang antara lain berisi tentang pernikahan usia dini, kehamilan anak, dan materi terkait lainnya. Hasiroh mengatakan, program ini mendukung pemerintah Kabupaten Rembang dalam menangani angka kematian ibu dan anak, akibat dari pernikahan usia dini.

“Kami harap, program ini dapat diterapkan oleh madrasah dengan sebaik-baiknya, untuk mewujudkan Rembang mempunyai generasi ideal. Kami juga meminta dukungan kepada dinas terkait, terutama Kemenag dan DinsosPPKB,” ujarnya.

Sementara Jasim mengatakan, program Yes I do agar tak hanya menyasar anak, namun juga menyasar orang tua. Menurut Jasim, pernikahan dini kebanyakan bukanlah keinginan anak. Namun lebih pada kehendak orang tua yang ingin segera menikahkan putrinya.

“Sehingga, orang tua sebaiknya juga harus diberi pemahaman,” kata Jasim.

Ditambahkan Jasim, Program Yes I do agar menyoroti pula tentang kenakalan remaja dan fenomena anak punk yang saat ini sudah mulai membidik anak-anak remaja di desa-desa. “Fenomena ini sangat memperihatinkan dan harus ditangani segera,” tandasnya. — iq/bd