MUI Minta Masyarakat Jaga Kerukunan Jelang Pesta Demokrasi

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Klaten – MUI Kabupaten gelar koordinasi, mensikapi suasana pasca pilkada serentak dan jelang pesta demokrasi di tahun 2019. Kegiatan dihadiri oleh seluruh pengurus MUI Klaten, dewan pertimbangan ketua ormas islam dan Kankemenag Klaten yang dilaksanakan di kantor MUI komplek Masjid Agung Al Aqsha Klaten, Selasa (25/9).

Ketua MUI Kabupaten Klaten, Jazuli Fadhil mengatakan, Tahun 2019 boleh dibilang tahun politik, ada hajat besar bernama pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres). Demi memenangkan, berbagai cara biasanya dilakukan. Tak jarang untuk menjatuhkan citra pesaing, pendukung peserta pilkada memainkan isu suku, agama, ras, dan antar golongan (sara).

“Untuk itulah peran ulama dan dai berperan sentral dalam memberikan inspirasi, membina dan memberikan teladan bagi umat serta memelihara persatuan Islam di Indonesia,” tandas Jazuli Fadhil.

“Menerapkan prinsip kesamaan ajaran dan sikap saling menghormati berbagai penafsiran atas ajaran Islam, demi memperjuangkan kepentingan dan cita-cita mulia umat Islam Indonesia. Saling menggalang kesamaan langkah dalam mengupayakan kokohnya persaudaraan Islam,” ucapnya.

Suhu politik menjadi panas, apalagi tensi masyarakat, terutama pendukung peserta pesta demokrasi biasanya juga meninggi, sehingga rawan gesekan terutama di akar rumput. Menyadari hal tersebut, maka MUI berpesan agar pesta demokrasi itu tidak mengganggu kerukunan yang selama ini sudah berjalan baik.

“Jangan karena berbeda, kerukunan menjadi pecah,” harap Jazuli.

MUI Klaten juga mengimbau masyarakat tidak mudah terprovokasi, harus menjunjung tinggi kesantunan, akhlakul karimah, tidak curang/memfitnah/menebar kebencian, dan melanggar UU yang berlaku.

Hal senada disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Klaten, Masmin Afif, masyarakat harus cerdas dalam menyikapi provokasi yang sering muncul saat pesta demokrasi. Pilihan boleh beda tapi kerukunan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus tetap terjaga.

“Silahkan memilih pemimpin yang terbaik, tetapi tetap menjaga kerukunan. Jangan karena pileg/pilpres, persaudaraan menjadi pecah berantakan,” himbauan Masmin Afif.(aj/sua)