Kemenag Minta Ceramah Pemuka Agama Hindari Politik Praktis.

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Salatiga – Keberadaan tokoh agama di Indonesia punya peran penting dalam menjaga kerukunan antar umat beragama, terlebih ditahun politik  saat ini. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Salatiga Fahrudin mengatakan kepada seluruh pemuka agama agar tidak terlibat dalam politik praktis lewat ceramah keagamaan.

Doa bersama yang digelar di Pendopo Polres Salatiga dihadiri Kapolres Salatiga,  Sekda Salatiga, Kepala Kemenag, Forkompinda, Ketua FKUB, Ketua Muhammadiyah, Ketua NU, Ketua MUI dan sejumlah perwakilan dari Pondok Pesantren di Salatiga.

“Karena peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) sangat pentng, harapannya bisa memberikan pencerahan di umatnya masing-masing. Ceramah agama yang punya subtansi terhadap nilai-nilai universal agama atau ajaran-ajaran murni agama,” kata Fahrudin dalam doa bersama sinergitas Polres Salatiga bersama Toga, Tomas dan instansi Terkait yang digelar Polres Salatiga dengan tema Menjaga kondusifitas Kota Salatiga yang aman, damai dan sejuk, Minggu (13/01).

Fahrudin menekankan ditahun politik pemuka agama perlu menekanan nilai universal agama yang punya kesamaan antara satu agama dengan lainnya. Umat beragama pun dituntut  kearifan dirinya menyikapi gelora keagamaan di tahun politik lebih mengedepankan nilai-nilai universal keagamaan.

Ia menambahkan, agama bisa dilihat dari dua sisi, yaitu sisi luar dan sisi dalam. Lewat sisi luar yang berupa formalitas dan bentuk ajaran agama, akan banyak ditemukan perbedaan antar pemeluk agama satu dengan lainnya. Namun, bila dilihat dari sisi dalam, maka akan banyak kesamaan yang bisa dilihat.

“Sisi dalam agama berarti nilai-nilai yang diajarkan oleh agama masing-masing dan itu tidak ada perbedaan karena menjadi nilai universal seperti tidak boleh mencuri, berbohong, melindungi hak asasi manusia dan persamaan didepan hukum,” kata Fahrudin

Fahrudin mengatakan supaya jangan bawa agama dalam politik, menurut Fahrudin jangan diartikan sebagai larangan umat beragama untuk memisahkan urusan agama dan politik. Tetapi lebih pada ajakan agar agama tidak dieksploitasi dan dimanipulasi untuk kepentingan politik praktis dan pragmatis.

Selanjutnya Kapolres Salatiga AKBP Gatot Hendro Hartono mengatakan  dilaksanakan doa bersama dalam rangka menciptakan hubungan yang harmonis dan toleransi kerukunan antar umat beragama di Kota Salatiga. Apalagi saat ini memasuki masa Pemilu 2019,  tugas keamanan dan ketertiban masyarakat perlu dukungan semua pihak, salah satunya tokoh agama

Terlebih, lanjutnya tokoh agama di Kota Salatiga memiliki peran vital dalam menjaga umatnya.”Dalam menjalankan tugas tersebut tidak bisa berjalan sendiri. Karena  itulah butuh dukungan dari semua lapisan masyarakat, terutama tokoh agama. Pasalnya kultur masyarakat kota Salatiga, tokoh agama selalu menjadi panutan,” ujarnya

Di kesempatan itu, Kapolres mengajak tokoh agama dan masyarakat Kota Salatiga untuk meningkatkan semangat kebersamaan dan membangun kegotong royongan. Dengan begitu diharapakan di masa pelaksanaan pemilu 2019, suasana aman dan damai tetap terjaga.”Kami berkomitmen untuk mewujudkan Pemilu 2019 yang damai, aman dan berilkim sejuk,” pungkasnya. (KK/gt).