081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Kemas Pelepah Pisang Menjadi Souvenir Menarik

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang – MTs Negeri 2 Rembang terletak tengah-tengah Kecamatan Pamotan. Daerah ini merupakan daerah yang subur dan banyak dijumpai pohon pisang. Pohon ini biasanya ditanam di pekarangan rumah maupun di kebun-kebun sebagai salah satu sumber pendapatan masyarakat. 

Tanaman pisang oleh masyarakat selama ini hanya dimanfaatkan buah dan daunnya saja untuk kebutuhan sehari-hari.  Namun bagi Faizin sebagai guru mata pelajaran Seni dan Budaya di MTs Negeri 2 Rembang, tanaman pisang dijadikan media pembelajaran dengan memanfaatkan pelepahnya sebagai bahan karya seni dua dimensi yang sangat menarik. 

Ketika diwawancara pada Senin (04/02), Faizin mengatakan, pemanfaatan pelepah pisang memang masih kurang diperhatikan dan sangat jarang dilakukan pemanfaatannya oleh masyarakat,  padahal pelepah pisang merupakan bahan alam yang dapat dijadikan menjadi karya seni yang bernilai ekonomis. 

“Salah satu karya seni dua dimensi dengan teknik kolase merupakan teknik karya seni dengan cara menempel bahan-bahan pada bidang datar.  Salah satunya adalah pelepah pisang,” kata Faizin.

Menurutnya, teknik kolase dengan pelepah pisang yang telah kering mempunyai nilai seni tinggi. Hasil kolase ini akan terlihat alami, karena warna pelepah pisang memang kecoklat-coklatan.

“Pelepah pisang ini dipilih karena disamping tahan lama setelah dikeringkan, juga mempunyai  tekstur warna alami.  Unsur gelap terang alami, dari warna coklat yang paling terang hingga paling gelap, dapat memperkuat trimatra suatu bentuk dan menciptakan suasana kontras,” terangnya.

Dengan pelepah pisang ini, siswa pun membuat berbagai macam karya seni. Antara lain adalah kaligrafi yang ditaruh di atas sebuah pigura. Dengan bimbingan Faizin, para siswa membuat desain kaligrafi kemudian memotong pelepah pisang sesuai dengan desain. “Pada tahap ketiga, dengan siswa merangkai desain kaligrafi dan menempelkannya pada kardus atau triplek,” kata Faizin.

Adapun kaligrafi yang dibuat oleh para siswa adalah asmaul Husna. Sehingga, sebanyak 99 karya kaligrafi tertempel di dinding kelas hingga musala dengan rapi.

“Hiasan kaligrafi Asmaulhusna tersebut mempunyai manfaat lain. Siswa bisa melihat dan membacanya setiap hari, sehingga akan mudah dihafalkan oleh mreka,” pungkasnya. (Wient-iq/gt)