Hikmah Isra’Mi’raj Terhadap Pengamalan Shalat, Khotib Jum’at Kemenag

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Salatiga — Peristiwa Isra’ Mi’raj yang terjadi di bulan Rajab hendaknya benar-benar diresapi dan dimasukkan ke dalam relung hati terdalam agar tidak semata ritual tanpa makna. Karena itulah yang harus menjadi pertaruhan bagi seorang muslim. Demikian disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kota Salatiga, H. Taufiqur Rahman bertindak sebagai khotib dan imam Shalat Jum’at di masjid Agung Darul Amal Kota Salatiga, Jum’at (12/3).

Kutbah jum’at mengangkat tema “Hikmah Isra’Mi’raj terhadap Pengamalan Shalat”. Makna yang lebih penting dari sebuah peristiwa agung adalah pengejawantahan dalam keseharian, bahwa shalat menjadi kewajiban harian umat Islam, yang tentu saja memiliki makna tidak semata dalam ritualnya. Juga yang harus ditangkap didalam makna di balik perintah tersebut.

Taufiq menambahkan, pada momentum khutbah ini adalah saat penting untuk mengingatkan umat Islam agar terus menjaga takwa dan berupaya menjadi muslim ideal. Salah satunya adalah tetap berikhtiar dan memasrahkan segalanya kepada Allah SWT, katanya.

“Pada kesempatan tersebut khotib mengajak kepada seluruh jamaah shalat jum’at Masjid Agung Darul Amal agar selalu bertakwa kepada Allah. Taatlah kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya dengan taat yang sesungguhnya. Marilah kita tingkatkan kualitas keberagaman kita dalam wawasan keagamaan kita dengan upaya- upaya jihad fi sabilillah dan kegiatan-kegiatan untuk syiar Islam.,” tambah Taufiq.

Selanjutnya Taufiq menjelaskan Peristiwa Isra Miraj yang dialami oleh junjungan kita Nabi Muhammad SAW, mengandung hikmah yang dapat dijadikan pelajaran bagi umatnya, yakni perintah menuaikan shalat lima waktu sehari semalam. Suatu amal ibadah yang mempunyai nilai tertinggi dan sekaligus sebagai roh dari agama Islam itu sendiri.

“Dalam khutbahnya beliau mengutip sabda Rasulullah SAW, yang artinya shalat adalah tiang agama, barang siapa menunaikannya berarti ia menegakkan agama, dan barang siapa meninggalkannya berarti merobohkan agama,” jelasnya..

Lebih lanjut  Taufiq menegaskan ibadah sholat mempunyai kedudukan yang amat tinggi, yang merupakan kunci semua ibadah yang di dalamnya terkandung nilai-nilai hikmah dan rahasia-rahasia keutamaan yang amat dalam.

Diakhir khutbahnya, Taufiq mengajak jamaah sholat jum’at untuk memetik hikmah Isra’ Mi’raj ini, dimulai dari kandungan arti dan makna di dalamnya.Isra’ artinya berjalan yang sifatnya maju ke depan dan Mi’raj artinya tangga yang sifatnya naik dari dari tempat yang rendah ke tempat yang tinggi. Tentu arti-arti ini yang mengisyaratkan kepada umat Islam untuk selalu berfikiran maju, berpandangan luas dan terus meningkatkan kedekatan hubungannya dengan Allah SWT. Khususnya melalui shalat yang merupakan oleh-oleh yang dibawa Rasulullah dari pengalaman spiritual dalam Isra Mi’raj, pungkasnya.

Shalat Jum’at di Masjid Darul Amal tetap menerapkan protokol kesehatan yaitu menggunakan masker, membawa sajadah sendiri, menjaga jarak dan tidak melebihi kapasitas limapuluh persen.(Humas/Khusnul/Fitri)