081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Implementasi Integritas Dalam Puasa Ramadhan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Salatiga — “Hakekat ibadah puasa sesungguhnya adalah berkaitan dengan integritas individu dalam melakoni kehidupan sosialnya. Rahasia ibadah puasa senantiasa mengajarkan tentang makna kejujuran, kebenaran, keberanian dan kesediaan menegakkan keadilan. Proses ibadah puasa adalah perwujuadan integritas ibadah sosial (hablum-minas-nas) dan nilai-nilai religiusnya (hablum-min-allah atu tauhid)”. Demikian disampaikan Kepala Sub Bagian  Tata Usaha (Kasubag TU) Kantor Kementerian Agama Kota Salatiga, H. Muhammad Sholeh Mubin pada kegiatan Ramadhan hari ke kedua tausiyah di Masjid Al Firdaus Kantor Kemenag kota Salatiga, Rabu (14/4).

Kegiatan diawali dengan sholat dhuhur berjamaah sebagai imam sholat Kepala Kantor Kemenag Kota Salatiga. Adapun tema tausiyah adalah “Keutamaan bulan Ramadhan”.

Kegiatan ini terlaksana berdasarkan program kerja Seksi Bimas Islam Kantor Kementerian Agama Kota Salatiga yang dihadiri antara lain Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Salatiga, H. Taufiqur Rahman; Kasubag TU, H.M. Sholeh Mubin, para Kepala Seksi, Penyelenggara Zawa dan seluruh ASN Kantor Kemenag kota Salatiga.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kota Salatiga, H. Muhammad Sholeh Mubin mengatakan Integritas adalah konsisten dalam keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan serta prinsip. Integritas diartikan pula sebagai sikap kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang. Termasuk kesediaan untuk menegakkan keadilan, katanya.

Ditambahkan oleh Mubin, Keistimewaan amalan puasa adalah bunyi Hadis Qudsi : Setiap amalan anak adam (manusia) untuknya kecuali puasa, tersebab amalan puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Pesan utama Hadis, yakni setiap amalan manusia adalah untuknya (manusia) sendiri kecuali puasa.

Diakhir tausiyahnya Mubin mengatakan  keberadaan Ramadhan adalah momentum positif guna mengoreksi segala perilaku kehidupan ekonomi, sosial dan ibadahnya. Ramadhan sepatutnya diarahkan guna meningkatkan nilai ibadah sosial dan nilai religiusnya. Bulan membangun solidaritas dan kesetiakawanan sosial sekaligus membangun hubungan yang lebih erat dengan Allah SWT, pungkasnya. (Humas/Khusnul-Fitri)