Cegah Perundungan, Anak Perlu Diajarkan Sikap Menghargai

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang – Bullying atau perundungan menjadi tradisi yang masih melekat pada masyarakat kita saat ini. Hal ini banyak menimpa pada anak-anak. Padahal, perundungan ini bisa mengakibatkan dampak psikologi yang buruk bagi anak.

Membahas hal ini, ratusan guru dari madrasah di Rembang tertarik untuk mengikuti Webinar Literasi Digital bertajuk “Masyarakat Inklusi Dan Perundungan Anak” yang diadakan pada Kamis (26/8/2021).

Acara ini diselenggarakan oleh Kemenkominfo dan Kanwil Kemenag Jawa Tengah. Webinar ini menghadirkan narasumber Hasniati (Dosen Ilmu Administrasi FISIP UNHAS Makassar), Hidayatun (Kepala MTsN Kabupaten Semarang),  Muawwin (Penulis) dan Khoironi Hadi (Kepala MAN 1 Magelang).

Hidayatun mengungkapkan beberapa faktor penyebab anak melakukan bullying. Pertamayaitu faktor individu. Si anak sebagai pelaku mungkin pernah mengalami kekerasan, atau dia mempunyai harga diri yang terlalu tinggi. Si pelaku cenderung tidak bisa mengendalikan diri.

Yang kedua yaitu faktor teman sebaya yang cenderung ikut-ikutan. Yang ketiga, faktor sekolah yang kurang mendukung terhadap perlindungan siswa. Keempat, faktor keluarga . Di keluarga, anak biasanya terlalu dikekang, kurang pengawasan, pola asuh yang salah dan tingkat stres orang tua yang tinggi. Yang kelima, penggunaan medis sosial yang kurang terkontrol. Terakhir, penggunaan zat adiktif seperti rokok dan narkoba.

Hidayatun mengungkapkan, untuk mencegah perundungan ini, setiap anak harus diajarkan bagaimana cara menghargai orang lain dan menghormati perbedaan yang ada. “Ajari anak-anak kita perilaku berdasarkan Pancasila. Yang memahami arti Bhinneka Tunggal Ika,” tandas Hidayatun.

Hasniati menambahkan, bulliying juga terjadi di media sosial, dari semua kalangan anak-anak hingga dewasa. Untuk menghindari ini, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Yaitu mengatur akun medsos dengan akun privat, mengenali akun palsu, membersihkan akun yang membully, memblokir akun tersebut dan melindungi identitas. “Selain itu kita harus berpikir dua kali sebelum memposting sesuatu,” imbuhnya. — iq