“Tangkal Radikalis, GPAI Wajib Dampingi Rohis”

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Salatiga – Pada pertengahan Nopember 2021, Kantor Kementerian Agama Kota Salatiga  menggelar monitoring Emis (Education Management Information System) kepada guru Pendidikan Agama Islam SD, SMP, dan SMA/SMALB/SMK se-Kota Salatiga. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Salatiga, H. Taufiqur Rahman, S.Ag, M.S.I  yang didampingi  Yunita Fitriani, S.I.Kom, Analis Humas dan Protokol, melakukan kegiatan monitoring Emis  secara langsung kepada Guru Pendidikan Agama Islam SMK Negeri 3 Salatiga  pada Senin (22/11/2021).

Dalam kegiatan monitoring  tersebut, ada  beberapa  hal yang patut dicatat.  Selain untuk memastikan tentang kesesuaian  data yang telah dikirim oleh GPAI melalui aplikasi Emis,  kelengkapan berkas-berkas guru PAI yang sudah sertifikasi, mengetahui  pembelajaran guru PAI serta sistem penilaian terhadap peserta didik, juga untuk mendengar  secara langsung aspirasi dan masukan dari guru PAI dalam melakukan pembelajaran di sekolah.

Pada kesempatan itu, Taufiqur Rahman, menghimbau agar guru PAI, selalu mendampingi siswa-siswinya  dalam kegiatan keagamaan di sekolah. Salah satu contohnya  Mabit (Malam Bina Iman dan Taqwa) yang sering diikuti oleh siswa-siswi beragama Islam yang tergabung dalam Rohani Islam (Rohis).

“Jika  yang mengisi materi pembinaan Rohis  dari kalangan guru Agama Islam, In Sya Allah masih dalam kendali kita. Tapi jika  yang mengisi dari luar dan belum dikenal sebelumnya , khawatir diberikan gemblengan ke arah radikalis. Padahal saat ini , Kementerian Agama sedang gencar-gencarnya mensosialisasikan penanaman moderasi beragama di sekolah,” ungkap Taufiqur Rahman penuh harap.

Himbauan dari Kepala Kantor Kementerian Agama tersebut disampaikan dalam rangka untuk mengantisipasi  masuknya  faham radikalisasi di sekolah. Karena beberapa waktu lalu di daerah lain , ada kegiatan mabit Rohis yang tidak  mendapat pendampingan dari guru Pendidikan Agama Islam. 

“ Kita sangat mendukung kegiatan kegamaan di sekolah termasuk mabit. Karena pada dasarnya melalui mabit tersebut dapat membina ruhiyah, melembutkan hati, membersihkan jiwa, dan membiasakan anak untuk beribadah (khususnya shalat tahajjud, dzikir, tadabbur dan tafakkur),”tegas Taufiqur Rahman panjang lebar.

Disamping itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Salatiga, juga mendukung langkah SMK Negeri 3 Salatiga daam  kegiatan pesantren ramadhan bagi siswa-siswi yang beragama Islam dengan menjalin kerja sama dengan beberapa pondok pesantren yang berada di lingkungan sekolah.  Setiap tahun sebelum pandemi covid 19, siswa-siswi SMKN 3 Salatiga  mengikuti kegiatan pesantren ramadhan dengan menginap di tujuh pondok pesantren. Diantaranya Ponpes Al Anwar, Ponpes Sunan Giri, Ponpes  Al Hijrah, Ponpes Hidayatul Mubtadiin, Ponpes Ittihadul Asna, Ponpes Astain dan Ponpes Darul Muhajirian yang kesemuanya lokasinya berdekatan dengan SMKN 3 Salatiga.

 “ Kita sangat mendukung  kegiatan keagamaan yang dilakukan sekolah. Justru semakin banyak kegiatan agama di sekolah semakin baik , peserta didik mendapat pelayanan pendidikan agama dari sekolah. Tapi guru Agama Islam harus ikut mendampinginya, “ pesan Taufiqur Rahman penuh kesantunan. (Dulhadi)