Tingkatkan Kompetensi, MGMP Bahasa Inggris Adakan PKB jenjang MTs

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang — Forum MGMP Bahasa Inggris tingkat MTs mengadakan kegiatan Workshop Program PKB Guru MGMP Bahasa Inggris Madrasah Tsanawiyah pada Selasa (26/10). Kegiatan ini dilaksanakan bekerjasama dengan Direktorat GTK Madrasah dengan The Word Bank dengan anggaran Rp30 juta.

Kegiatan ini diadakan di MTs Negeri 1 Rembang (Rembang 1) dan diikuti oleh  26 guru Mapel Bahasa Inggris baik dari madrasah negeri maupun swasta.

Pelaksanaan workshop PKB Guru MGMP Bahasa Inggris di jajaran Kementerian Kabupaten Rembang dibagi dalam 3 kelompok kerja. Yaitu Rembang 1 yang meliputi MTs di wilayah kecamatan Lasem, Sluke, Kragan dan Sarang. Rembang 2 Meliputi MTs di wilayah kecamatan Pamotan, Pancur, Sedan dan Sale. Sedangkan Rembang 3 yang meliputi MTs di wilayah kecamatan Sulang, Sumber, Rembang dan Kaliori.

Kepala MTs Negeri 1 Rembang, Imam Suyono dalam pembukaan kegiatan workshop menyampaikan, posisi sеntral pendidik dalam kеbеrhasilan siswa, mеnuntut guru untuk tеrus mеningkatkan kompеtеnsinya. 

“Guru tidak hanya mengajar, namun sekarang guru harus menguasai sumber-sumber di mana anak-anak bisa belajar. Kunci berhasil atau tidaknya sekolah ada pada guru. Jadi kompetensi guru harus baik. Guru harus belajar tiap hari baik bersama instruktur, belajar sendiri, ataupun belajar dengan koleganya dalam asosiasi guru,” kata Imam.

Sementara itu, Durrotun Nashihah selaku ketua MGMP Bahasa inggris mengatakan, Workshop Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah salah satu program  pemerintah untuk mendorong peningkatan kompetensi guru  secara berkelanjutan. Kompetensi ini sesuai kebutuhan, bertahap, berkelanjutan yang dilakukan melalui kegiatan pengembangan diri.

Idya Kartika selaku Fasilitator Daerah, menyampaikan, kegiatan Workshop yang berlangsung dari tanggal 25 Oktober hingga 15 November ini menerapkan model in/on service training secara bergantian dalam setiap hari. In service training diadakan di dalam ruangan. Sementara on service training digunakan untuk mengaplikasikan materi yang telah diterima peserta  langsung di lapangan. 

(Budi)