Guru Agar Tidak Terpancang pada Pembelajaran LKS

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang – Guru diminta tidak menekankan pembelajaran dengan sistem Lembar Kerja Siswa (LKS). Hal ini mengingat latihan soal tentang penguasaan materi tak lagi efektif untuk menghadapi Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang diterapkan di jenjang SD/MI.

Hal ini ditandaskan oleh Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Rembang, Sya’dullah dalam kegiatan rakor KKMI Kabupaten Rembang dan launching program Mumtaza (Murid MI Tahfidz Juz ‘Amma) yang digelar pada Rabu (12/1/2022) di Tempuran Blora.

Sya’dullah mengatakan, sudah saatnya guru melatih siswa untuk menerapkan sistem pembelajaran literasi dan numerasi yang akan menjadi komponen utama dalam AKM.

Dijelaskan Sya’dullah, AKM ini merupakan asesmen untuk mengukur kemampuan minimal yang dibutuhkan peserta didik. Kemampuan minimal tersebut terdiri dari kemampuan bernalar menggunakan bahasa (literasi), kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi), dan penguatan pendidikan karakter.

“Untuk melatih literasi ini, kita dorong siswa untuk gemar membaca, berlatih numerasi dan sosial budaya. Bukan hanya mengerjakan soal-soal LKS. Sebab dengan membaca, siswa akan berlatih untuk berpikir dan mengemukakan pendapat,” ujar Sya’dullah.

Asesmen ini dilaksanakan dengan sistem ANBK sebagai pengganti Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) tingkat SD/MI. Selain AKM, Kementerian Agama juga melaksanakan program AKMI yang akan digelar secara menyeluruh di semua MI sebagai salah satu program Madrasah Education Quality Reform (MEQR). “Untuk itu, siswa agar disiapkan untuk sering membaca, numerasi dan sosial budaya,” pungkasnya.(iq/rf)