Pintu Gerbang Sebagai Pembentuk Karakter

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

MTsN 2 Rembang —  Madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan mempunyai peran dalam pembentukan karakter generasi bangsa yang unggul dan berkarakter mulia. Pendidikan karakter merupakan pondasi bangsa yang sangat penting dan perlu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak.

Salah satu upaya untuk menanamkan pendidikan karakter di MTs Negeri 2 Rembang adalah melalui kegiatan pembiasaan dan keteladanan.

Kepala MTs Negeri 2 Rembang, Muhammad Yunus Anis mengatakan, guru diharapkan mampu menjadi teladan bagi peserta didik. “Guru hebat bukanlah guru yang sudah memiliki sertifikat profesional, tetapi guru yang hebat adalah guru yang memiliki kemampuan karakter lebih dibandingkan dengan guru-guru yang lainnya,” kata Anis di sela  pembinaan guru untuk  persiapan Ujian Madrasah dan PKKM yang diadakan pada Selasa (15/3/2022).

Ia menegaskan, pendidikan karakter sangat penting, karena untuk menjadi bangsa yang besar, karakter itu harus terus dibangun, dan diajarkan dari pendidikan dasar sebagai modal generasi bangsa hingga dewasa. “Di sinilah peran guru sangat penting dan tidak hanya mentransformasi ilmu,” ujarnya. 

Pendidikan karakter menanamkan kebiasaan tentang hal yang baik sehingga siswa menjadi paham tentang mana yang baik dan salah, mampu merasakan nilai yang baik, dan biasa melakukannya. Dengan demikian pendidikan karakter erat kaitannya dengan kebiasaan yang dilakukan terus menerus.

Yunus Anis juga memberikan apresiasi positif dengan adanya aktivitas guru yang datang lebih awal dan menyambut kedatangan siswa ke madrasah dengan saling menyapa dengan senyum ramah, memberi salam dan berjabat tangan.  Menurut Anis, pintu gerbang madrasah sebagai garda depan pembuka aktivitas guru dan siswa selama berada di madrasah. Sehingga sangatlah strategis untuk menanamkan kedisiplinan dan ketertiban  pada siswa.

“Bukan hanya menyambut kedatangan siswa, tetapi juga memberikan layanan preventif untuk mencegah pelanggaran kedisiplinan. Misalnya saja siswa yang berpakaian kurang rapi, yang tidak menggunakan atribut seragam sebagaimana dalam aturan tata tertib madrasah dan siswa yang tidak mengindahkan protokol Kesehatan,” imbuhnya.

Sementara itu, Mudjahidin selaku Wakamad bidang Humas menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Wakamad yang lain dan mensosialisasikan kepada guru dengan memberi tugas tambahan sebagai guru piket untuk memberikan layanan dengan menerapkan budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun). 

Menurut Mudjahidin  budaya 5S  mengandung nilai-nilai karakter yang dapat ditanamkan pada siswa.  Apabila semua warga madrasah menerapkan budaya 5S dalam keseharian, maka semua warga madrasah terutama peserta didik akan belajar bagaimana menghormati satu sama lain. Selain itu, akan terjalin tali silaturahmi antar warga madrasah dengan baik. (Wient/iq/rf)