Doa Pagi sebagai Spirit Menuntut Ilmu

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wong kang nuntut ilmu ora bakal biso

Merkoleh ing manfaat ilmu kejobo

Kelawan ngegungake ilmu lan guru

Lan ahli ilmu kanti ngegungke estu

Suara riuh terdengar cukup jelas di MAN 2 Rembang. Para siswa tampak khusyuk membaca sebuah buku yang berukuran kecil melafalkan syi’iran dengan dipandu seorang siswa di pusat suara. Syi’iran di atas merupakan bagian dari kitab Hidyatul Muta’allim.

Aktivitas di atas merupakan do’a pagi yang rutin dilakukan di MAN 2 Rembang setiap hari. Diawali dengan pembacaan Asmaul Husna yang syhadu, dilanjutkan dengan pembacaan bait-bait buku Hidayatul Muta’allim.

Ketua OSIS MAN 2 Rembang, Muhammad Syaiful Anwar mengatakan kegiatan do’a pagi ini sangat penting karena menjadi energi bagi siswa untuk memulai pelajaran apalagi dengan barokah Asmaul Husna.

“Saya berharap buku ini bisa menjadi tawassul bagi kita untuk lebih mendekatkan diri dengan Allah karena sebelum doa dimulai ada pembacaan wasilah,” ujar Syaiful.

Ia menambahkan semoga para siswa MAN 2 Rembang bisa mengamalkan semua nasehat-nasehat yang terdapat dalam kitab tersebut sekaligus “ngalap barokah” dari sang pengarang.

“Secara khusus bagi siswa MAN 2 Rembang semoga haja-hajatnya bisa terkabul dengan perantara syair-syair tesebut, dan mendapat barokah ilmu yang disampaikan oleh bapak/ibu guru,” pungkas Syaiful.

Hidayatul Muta’allim ini merupakan sebuah buku karya K.H. Taufiqul Hakim yang berisi kesimpulan dari kitab Ta’limul Muta’alim yang sebagaimaan kita ketahui merupakan salah satu kitab yang masyhur dikalangan pesantren. Kitab Ta’limul Muta’allim karangan Imam al-Zarnuji ini berisi adab-adab atau etika seorang pelajar dalam menuntut ilmu.

Dalam buku Hidayatul Muta’allim ini dibuat secara praktis sehingga mudah dipahami. Isinya berupa nadzom-nadzom berbahasa Arab lengkap dengan terjemahannya. Cara melantunkan dengan nada-nada shalawat membuat para siswa menyukainya. — huda/iq/rf