Istikamah pasca Ramadan, Tanda Amal Kita Diterima Allah Swt.

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang – Hari-hari terakhir Ramadan ini dimanfaatkan oleh penyuluh Agama Islam untuk menyampaikan pesan-pesan kepada umat. Terutama menyangkut hal-hal yang dilakukan usai Ramadan nanti.

Pesan itu disampaikan oleh Penyuluh Agama Islam Kemenag Rembang, Siti Nafiah kepada jemaah majlis taklim, Desa Kadiwono, Kecamatan Bulu, Rembang. Pada majlis yang diadakan di Masjid Al Barokah, pada Selasa (26/4/2022) ini, Nafiah menyampaikan tema ‘Tetap istikamah pasca Ramadan’.

Disampaikan Nafiah, tidak terasa, bulan Ramadan sebentar lagi akan berlalu. “Ramadan akan segera berlalu. Lalu muncul dalam pikiran kita satu pertanyaan besar : apa yang tertinggal dalam diri kita setelah Ramadan berlalu? Bekas- bekas kebaikan apa yang terlihat pada diri kita setelah keluar dari madrasah bulan Ramdhan.Apakah bekas – bekas itu hilang begitu saja seiring dengan berlalunya bulan puasa,. Apakah amal- amal kebaikan yang terbiasa kita kerjakan di bulan itu akan pudar dan berhenti , setelah puasa berlalu?,” tanya Nafiah kepada para jemaah.

Nafiah lantas menyebutkan pendapat dari ulama, imam Bisyr bin Ali Haris. “Beliau berkata, mereka adalah orang-orang yang sangat buruk, karena mereka tidak mengenal hak Allah kecuali hanya di bulan Ramadhan, hamba yang baik adalah orang yang rajin dan sungguh- sungguh beribadah dalam satu tahun penuh,” terang Nafiah.

Nafiah mengimbau jemaah untuk istikamah. Karena istikamah beribadah setelah bulan Ramadan adalah salah satu tanda di terimanya amal- amal kebaikan di bulan yang penuh berkah itu. “Ini juga menjadi menjadi tanda di ampuninya dosa- dosa kita. Akhirnya kita jadi instropeksi diri kita masing- masing apakah kita termasuk hamba yang  beruntung ataukah malah sebaliknya,” kata Nafiah.

Nafiah menambahkan, dengan istikamah dalam beribadah, akita menuju bahagia, tenang, dn meninggal dalam keadaan khusnul khotimah menggapai syurganya Allah. “Seperti janji Allah dalam surat Al Ahqof ayat 13  yang artinya, ” Sesungguhnya orang2 yang yang mengatakan Allah adalah Tuhan kami kemudian mereka tetap istiqomah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka pula tidak merasa duka cita / susah,” pungkasnya. – nafiah/iq/rf