Salatiga – Kementerian Agama kota Salatiga melalui Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (Pakis) menggelar Workshop Pengembangan Pembelajaran dan Penilaian Kurikulum PAI Tingkat Kota Salatiga Tahun 2018 dengan diikuti oleh 50 peserta Guru PAI (GPAI) SD, SMP, SMA dan SMK se-Kota Salatiga yang mengambil tempat di Bale Raos Resto Salatiga, Selasa (15/05).
Menurut Kepala Seksi PAKIS Kankemenag, Qomarul Aziz, selaku ketua panitia penyelenggara, mengatakan “tujuan kegiatan workshop ini adalah dalam rangka pengembangan pembelajaran dan peningkatan kurikulum Pendidikan Agama Islam di Kota Salatiga”,
Dijelaskan oleh Qomarul Aziz, peserta (GPAI) memahami tehnik penilaian yang meliputi 3 aspek, yakni pengetahuan, sikap dan ketrampilan. GPAI mampu merencanakan, mengembangkan instrumen, dan melaksanakan penilaian hasil belajar, GPAI memiliki kemampuan dalam menganalisis dan menyusun laporan, termasuk mengisi rapor serta memanfaatkan hasil penilaian serta GPAI dapat menerapkan program remedial bagi siswa yang belum mencapai penuntasan belajar minimal KBM/KKM, serta program pengayaan bagi siswa yang telah mencapai KBM/KKM. “Penilaian kurikulum PAI merupakan masalah yang sangat urgen terutama bagi para pendidik PAI yang harus menguasainya, atas dasar itu workshop ini kami selenggarakan”, imbuhnya.
Workshop ini dibuka secara resmi oleh Kasubag Tata Usaha Kemenag kota Salatiga, Soleh Mubin mengatakan bahwa “mata pelajaran PAI merupakan syarat mutlak kelulusan bagi siswa SD, SMP,SMA/SMK. Maka diharapkan kepada guru PAI agar menggunakan metode pakem”.
Lebih lanjut Mubin, menyinggung tentang kurikulum 2013, bahwa sampai saat ini Kementerian Agama masih konsisten melaksanakan kurikulum 2013. Karena kurikulum 2013 ini telah didesain sedemikian rupa untuk mempersiapkan Generasi Indonesia Emas di tahun 2045. Dalam kurikulum 2013 ini semua materi umum harus bisa dimasuki materi keagamaan. Maka dengan demikian Guru Pendidikan Agama Islam juga harus bisa menguasai dan mengimplementasikan Kurikulum 2013 ini. Selain itu Guru juga harus terus berinovasi bagaimana agar pembelajaran bisa menyenangkan anak didik dan tidak monoton. Untuk itu guru harus tahu strategi yang tepat agar nilai-nilai keagamaan pada anak didik dapat dengan mudah diterima dan menghasilkan anak didik yang berkarakter, jujur, kuat serta memiliki kepedulian sosial yang matang, sehingga mampu menghadapi tantangan zaman yang semakin berat dan mampu bersaing secara positif di tengah masyarakat, bangsa dan negara.
“Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, kami harapkan seluruh peserta dapat memanfaatkan kegiatan ini semaksimal mungkin, guna peningkatan kompetensi para peserta itu sendiri”, pungkasnya.
Bertindak sebagai narasumber yakni Instruktur Nasional,Untoro dengan materinya Penilaian dan praktek Pembelajaran PAI, sedang narasumber yang lain yakni SB. Haryanto dengan materi Penilaian Soal Berbasis HOTS (Higher Order Thingking Skills). Dengan materi yang dikemas menarik, peserta sangat antusias mengikuti jalannya kegiatan hingga selesai.(YF/KK/Mnc)