Rembang – Hakikat menuntut ilmu adalah memperoleh ilmu yang bisa semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pendidikan Agama Islam adalah barometer pelajaran di sekolah yang bisa mewujudkan hal itu. Sesuai tujuan dengan kurikulum 2013, yaitu membentuk siswa bertakwa, pintar, dan berkarakter.
Demikian dikemukakan oleh Kepala Kankemenag Kabupaten Rembang, Atho’illah ketika menyampaikan materi dalam kegiatan Workshop Penilaian Kurikulum Pendidikan Agama Islam yang diselenggarakan oleh Kankemenag Kabupaten Rembang, Kamis (15/11/2018) di Hotel Gajahmada, Rembang.
Atho’illah mengatakan, kemuliaan seseorang tidak mungkin didapatkan tanpa pendidikan. Sedangkan ilmu yang dimaksud adalah ilmu yang bisa semakin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
“Pendidikan yang sesungguhnya adalah pendidikan yang mampu membentuk karakter seseorang. Sehingga selain pintar, cerdas dan berilmu, sikap dan karakter adalah tujuan utama pendidikan itu,” kata Atho’illah.
Menurut Atho’illah, output Pendidikan Agama Islam di sekolah haruslah jelas dan terukur. Sebagai contoh, anak lulus SD harus bisa membaca Al-qur’an dan sholat. “Demikian juga lulusan SMP dan SMA/SMK harus bisa mempraktekkan hal-hal yang lebih tinggi dan berintegrasi dengan akhlaknya,” ujarnya.
Atho’illah meminta kepada guru PAI agar tidak terjebak urusan administrasi pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran itu sendiri terbengkelai. “Jika jangan terlena dengan urusan administrasi mengajar kita. Yang kita fokuskan justru adalah bagaimana peserta didik bisa menyerap dan menerima pelajaran,” sambungnya.
Guru PAI juga diminta untuk berinovasi dalam mengajar. Misalnya, dengan membuat outbond. “Cara ini akan membuat siswa tidak jenuh. Selain itu, materi juga akan lebih mengena,” kata Atho’illah.
Workshop ini diikuti oleh sekitar 40 peserta. Selain Kakankemenag, kegiatan ini menghadirkan dua narasumber lainnya, yaitu pengawas PAI pada SMP dan SMA/SMK, Abdul Hamid, dan guru PAI SMPN 2 Rembang, Henry Eko Saputro. — iq/bd