Rembang (8/12/2018) – Setelah melaksanakan test Penilaian Akhir Semester Gasal (PAS) yang berakhir pada hari Sabtu (8/12/2018), MTs Negeri 2 Rembang melaksanakan kegiatan ziarah dan wisata religi yang diikuti oleh seluruh siswa kelas 8 sejumlah 209.
Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang menjadi program tahunan OSIM setelah akhir semester gasal. Dengan didampingi 22 guru dan staf Tata Usaha start perjalanan dari MTs Negeri 2 Rembang Pukul 20.00 WIB menuju makam-makam Wali Songo yang berada di daerah Jawa Timur.
Srianto, selaku kepala madrasah menjelaskan, kegiatan ini merupakan agenda madrasah yang bertujuan mendidik siswa-siswi MTs Negeri 2 Rembang untuk selalu melestarikan dan mengenang jasa-jasa para wali yang sudah menyebarkan agama islam di pulau jawa dan sekitarnya. Juga bertujuan untuk memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Sementara Abdullah Zuber selaku Wakamad Kesiswaan sekaligus sebagai Ketua Panitia menegaskan bahwa siswa yang menikuti perjalanan Ziarah dan wisata religi diharuskan untuk menulis laporanya dan di serahkan kepada guru Sejarah Kebudayaan Isalam yang terintegrasi dengan Guru Bahasa Indonesia. “Karena kegiatan ini berkaitan dengan mata pelajaran SKI yang diajarkan di madrasah kami,” ujarnya.
Adapun makam-makam yang dikunjungi adalah Makam Sunan Drajat, Makam Sunan Giri dan Makam Sunan Ampel. Disini para siswa dengan di pandu oleh Sahuri selaku guru pendamping diajak untuk bersholawat, berdzikir, Tahlil dan istigoshah bersama.
Setelah melaksanakan ziarah perjalanan dilanjutkan menuju daerah Batu Malang mengunjungi Masjid Turen, Wisata di kebon apel dan untuk melepaskan lelah sekaligus untuk reflesing pada akhir perjalanan siswa-siswa diajak untuk menikmati wahana wisata di Jatim Park 3.
Dari beberapa tempat yang dikunjungi banyak hal yang dapat di pelajari oleh siswa sehingga siswa dapat membandingkan secara langsung antara teori yang di terima dalam pembelajaran dengan kenyataan yang ada di lapangan.
Selama pelaksanaan kegiatan siswa-siswi beserta pendamping melaksanakan ibadah sholat wajib berjamaah, disinilah anak mendapat pengalaman bahwa ada waktu-waktu sholat yang bisa di jama’.
Srianto mengatakan, kegiatan semacam ini sangat penting dalam rangka membawa siswa ke dalam suasana yang berbeda dibandingkan kegiatan pembelajaran yang sudah menjadi rutinitas. “ Tingkat kejenuhan siswa dapat diobati karena pada dasarnya anak pada usia sekolah tidak dapat lepas dari kegiatan bermain,” ujarnya.
Kegiatan semacam ini juga untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan, melatih siswa menyusun laporan hasil pengamatan di beberapa obyek, dan melatih untuk lebih mandiri dan dewasa dalam menyikapi lingkungan di luar kegiatan madrasah. (Wient/iq/bd)